Unjuk rasa di sejumlah usaha milik grup Mahaka di Surabaya itu menurutnya adalah jalan terakhir, setelah komunikasi pihaknya dengan pihak promotor turnamen, PSSI, maupun Menpora buntu.
"Pemakaian nama Persebaya melawan kebenaran sejarah, dan melawan hukum, karena saat ini masih sengketa di Pengadilan Negeri," terangnya.
Selain menggelar orasi, ribuan Bonek yang menggunakan atribut serba hijau itu juga menyanyikan Lagu dan yel-yel layaknya sedang menonton pertandingan Persebaya di stadion.
Para penunjuk rasa membubarkan diri setelah pihak manajemen Gen FM memberikan pernyataan sikap. Heri Setiawan Pranoto, perwakilan Radio Gen FM dalam pernyataan sikapnya mengaku, usahanya tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Presiden, meski usahanya di bawah naungan perusahaan Grup Mahaka.
"Tapi kami mendukung sikap Bonek 1927, yang menolak Persebaya United ikut dalam turnamen," jelasnya.
Sebelumnya, selain menyerbu Radio Gen FM, suporter Bonek juga menyasar sejumlah lokasi usaha Mahaka di Surabaya seperti Resto Hanamasa di Jalan Gubeng Pojok, dan Jalan Embong Malang, dealer Toyota di Jalan Ahmad Yani, Resto Pronto di Jalan Gubeng, Radio Gen FM di Jalan Ahmad Yani, dan Electronic City di Plasa Cito Jalan Ahmad Yani.