Media Officer Arema, Sudarmaji, mengatakan rencana kenaikan harga tiket tersebut masih akan dirapatkan dengan manajemen, sebab kenaikan harga BBM akan berdampak luas terhadap biaya operasional dan belanja klub, khususnya untuk laga luar kandang. Kebutuhan operasional luar kandang tersebut di antaranya adalah biaya transportasi, hotel dan kebutuhan lainnya bagi tim.
"Rencana kenaikan itu pasti ada, tapi kami masih belum tahu berapa nominal kenaikannya karena masih akan dirapatkan dengan manajemen. Mungkin saja kenaikan harga tiket itu nanti sama dengan ketika Arema melakoni laga kandang babak delapan besar Indonesia Super League (ISL), di mana kenaikan harga tiketnya rata-rata Rp 5.000 untuk semua kelas," ucapnya, Selasa (18/11/2014).
Pada babak delapan besar ISL beberapa waktu lalu, harga tiket Arema naik sebesar Rp 5.000 untuk semua kelas. Harga tiket kelas ekonomi (tribun) dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000, VIP menjadi Rp 55.000 dari sebelumnya seharga Rp 50.000 dan VVIP menjadi Rp 105.000 dari harga Rp 100.000.
Sudarmaji mengakui dengan adanya kenaikan harga BBM per 18 November 2014, manajemen harus menghitung ulang kebutuhan tim untuk musim depan. Pendapatan dari tiket penonton, idealnya harus membantu keuangan klub sebanyak 20 persen, sedangkan dari sponsorship sebanyak 60 persen, dan sisanya dari merchandise serta pendapatan lainnya.
Untuk mengarungi satu musim kompetisi, Arema membutuhkan anggaran rata-rata sekitar Rp 40 miliar, sehingga pendapatan dari tiket penonton idealnya sebesar Rp 8 miliar, sponsor Rp 24 miliar dan sisanya dari pendapatan yang lain.
Ia mengemukakan musim kompetisi 2014, tiket penonton tidak banyak membantu pemasukan tim karena mengalami penurunan, yakni hanya sekitar Rp 5 miliar. Padahal musim sebelumnya (2013), untuk setiap kali pertandingan, Panpel Arema rata-rata membukukan pendapatan antara Rp 600 juta hingga Rp1 miliar, tergantung kualitas tim yang dihadapi Arema.
"Harapan kami musim depan pemasukan dari tiket penonton akan banyak membantu tim karena musim depan kompetisi ISL menggunakan satu wilayah. Selain itu, juga ada Copa Indonesia yang diharapkan juga bisa menambah pundi-pundi pendapatan dari tiket serta pendapatan dari sponsorship juga maksimal," ujarnya.
Dari tujuh sponsorship kostum untuk musim depan, sekarang hanya menyisakan dua sponsor saja dan itu pun bukan sponsor utama. Dua sponsor utama yang terletak di kostum depan sudah ada, sekarang hanya menyisakan sponsor yang terletak di lengan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.