JAKARTA, KOMPAS.com - Tim  Sekolah Sepak Bola Rajawali Muda seolah ”terbang tinggi” dan belum terkejar lawan-lawannya di Liga Kompas Gramedia U-14 Panasonic. Mereka melanjutkan tren positif dengan menaklukkan SSB Mandiri Jaya Bogor, 1-0, di pertandingan pekan ke-25, Minggu (16/11), di Stadion Ciracas, Jakarta Timur.

Ini kemenangan ketiga berturut-turut Rajawali Muda. Seusai ditundukkan SSJ Kota Bogor, 26 Oktober silam, SSB yang bermarkas di Serpong, Kota Tangerang Selatan itu kembali bangkit dan kini sulit terkejar pesaingnya. Tim yang absen di LKG U-14 musim lalu itu menjadi favorit juara musim ini.

Menyisakan lima laga, Rajawali Muda kokoh di puncak klasemen sementara LKG U-14 dengan 56 poin. Mereka unggul 8 poin dari pesaing terdekatnya, SSB Annisa Pratama. Pada hari yang sama, Annisa Pratama unggul atas Tunas Cipta, 1-0, dan memelihara persaingan dengan Rajawali Muda.

Rajawali Muda sempat mendapat perlawanan alot dari Mandiri Jaya yang menghuni zona papan tengah. Sang pemuncak klasemen sempat kesulitan menembus rapatnya pertahanan lawan. Apalagi, bomber mereka, Aria Bagaskara, dibangkucadangkan dalam laga ini.

Beruntung, mereka punya Bayu Yudha Pratama. Di tengah kebuntuan, pemain berusia 14 tahun tersebut mencetak satu-satunya gol di laga itu pada menit ke-37 (babak kedua) dan menjadi pahlawan kemenangan bagi timnya.

Gol semata wayang tersebut tercipta berkat kejeliannya menyambut umpan terobosan rekannya. Bayu lantas berlari kencang dan menembakkan bola secara akurat ke gawang Mandiri Jaya yang dijaga kiper Rizki Akbar.

Itu adalah golnya ke-18 di LKG U-14 musim ini. Pemain yang turut mewakili LKG U-14 dalam kunjungan ke Markas Real Madrid di Spanyol, beberapa waktu lalu ini, menjadi salah satu pemain tersubur di kompetisi usia dini itu.

Meski bertubuh mungil, berat 50 kilogram dan tinggi 1,6 meter, Bayu tidak gentar berduel dengan bek-bek lawan yang lebih bongsor darinya. Bayu beberapa kali menjadi sasaran tackling lawannya. Ia sempat mengerang kesakitan ketika dijegal pemain bertahan Mandiri Jaya. Namun, sesaat kemudian, ia bangkit dan kembali berlari, menebar teror di areal kotak penalti lawannya.

Padahal, Bayu, yang dua bulan terakhir bergabung dalam tim nasional U-14, sejatinya bukanlah seorang striker murni, seperti Sergio van Dijk ataupun Cristian Gonzalez di tim nasional senior Indonesia.

Posisi alamiahnya penyerang sayap kiri, seperti Boaz Solossa. ”Namun, dia juga memiliki teknik individu, tendangan keras dan operan satu-dua yang baik sehingga ia bisa di posisi striker,” ujar pelatih Rajawali Muda, Budiono.

Dalam dunia sepak bola, pemain macam Bayu ini disebut sebagai penyerang false nine macam Lionel Messi. Pemain seperti ini memiliki mobilitas yang tinggi di garis pertahanan lawan dan berperan banyak. Bukan hanya sebagai pengumpan atau pendobrak, melainkan dapat juga sebagai lumbung gol. Aria Bagaskara juga masuk dalam tipe pemain ini.

Tidak heran, di babak kedua laga itu, Bayu seolah bermain sendirian. Dia bergerak hampir di setiap sudut pertahanan lawan, mulai dari sayap, pinggir, hingga ke jantung pertahanan lawan. ”Di babak pertama, oleh pelatih, saya diminta bermain di sayap kiri. Di babak kedua, ganti di posisi striker,” ujar Bayu yang mengidolakan striker Brasil, Neymar.

Inilah keunikan Rajawali Muda. Meski tidak memiliki seorang striker murni, tim ini kini terus ”terbang tinggi”. (JON)