"Perizinan dari Polres Semarang belum turun, bahkan saat temu teknik ketua panpel tidak hadir. Akhirnya kami memilih tidak main, dan mengembalikan semuanya ke Asprov PSSI Jateng," kata Pandu, saat dihubungi, Rabu (13/8/2014) siang.
Ketidaksiapan panpel selain masalah perizinan, ungkap Pandu antara lain keberadaan anak gawang, tim medis, dan sisi keamanan yang belum beres.
"Pengurus termasuk Komisi Disiplin PSSI Jateng kami minta untuk bersikap, jika ada kesalahan ya minimal ada sanksi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panpel, Saeful mengakui, dirinya sudah mengajukan perizinan keamanan. Namun, izin yang turun dari pihak kepolisian sangat mepet diterima oleh panpel.
"Menjelang pertandingan, lebih kurang lima menit izin turun namun apa boleh buat tim lawan memilih pulang ke hotel. Jadi kami tidak bisa memainkan pertandingan. (Pengajuan) izinnya memang mepet, dan akhirnya Kapolres Semarang mepet pula ketika memberi izin," kata Saeful
Sementara itu, Kapolres Semarang, AKBP Augustinus Berlianto Pangaribuan, saat dihubungi mengatakan, perizinan yang diajukan oleh panpel sangat mepet. Padahal banyak hal yang perlu dikomunikasikan dengan panitia guna menghindari bentrok antar pendukung dua klub bola tersebut.
"Masalah sepak bola itu rawan, ancamannya bagaimana? Massanya seperti apa? Kemudian butuh kekuatan personel berapa belum dikoordinasikan, panitia saja mengajukan berkas sehari sebelum pelaksanaan. Itu pun belum ketemu (rapat) sama kita, ya susah to," tegas Augustinus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.