Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Tidak Tahu Cara Menyerang

Kompas.com - 10/09/2012, 03:32 WIB

Jakarta, Kompas - Tampil sering menekan dan banyak memainkan bola di area lawan, tetapi hampir semua tekanan itu tidak berbentuk serangan matang. Masalah bagaimana cara menyerang ke gawang lawan hanyalah satu dari segudang persoalan yang menimpa tim nasional Indonesia U-22 saat kalah 0-1 dari Malaysia U-22 dalam laga bertajuk SCTV Cup di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/9) malam.

Satu gol tendangan keras bek Reuben Thayaparan pada menit ke-43 melengkapi suasana lesu dan kurang bergairah di dalam stadion akibat sangat sedikitnya penonton yang menyaksikan langsung. Lengkingan satu-dua terompet yang ditiup beberapa gelintir penonton tidak banyak memberikan inspirasi bagi tim asuhan Pelatih Aji Santoso tentang cara menyerang efektif ke gawang Malaysia.

Hingga wasit Faulur Rosi meniup peluit terakhirnya, tidak ada atraksi yang benar-benar menghibur dan memberikan harapan, kecuali satu tendangan kapten dan bek Nurmufid Fastabiqulkhairat di babak kedua yang melambung tipis di atas mistar gawang. Pasukan ”Garuda Muda” terlihat berusaha tampil ngotot. Akan tetapi, tanpa ditunjang visi dan intelegensia dalam bermain, hasilnya adalah permainan menyerang dalam 90 menit tanpa gol.

Hal ini berbeda dengan Malaysia U-22. Meski tak sebanyak pemain Indonesia dalam memainkan bola, Malaysia menghasilkan serangan efektif dengan buah kemenangan. Tiadanya visi dan kreativitas permainan dalam menyerang ini bukan persoalan baru bagi pemain Indonesia. Namun, dari permainan tim polesan Aji Santoso semalam, persoalan laten itu masih mencengkeram kuat pada umumnya pemain ”Merah Putih”.

Seusai laga, terlihat jelas kekecewaan suporter yang tidak seberapa itu jika dibandingkan dengan kapasitas stadion yang bisa menampung lebih dari 80.000 penonton. Mereka sudah meninggalkan stadion dalam keadaan kosong melompong saat penyerahan trofi kepada pemain Malaysia.

”Saya kurang paham, mengapa stadion sepi seperti ini. Saya berharap penonton bisa kembali datang ke stadion. Sebab, kehadiran penonton penting dalam memotivasi pemain saat bertanding,” kata Ong Kwim Swee, Pelatih Timnas Malaysia U-22.

Pelatih Aji Santoso mengakui ada masalah kreativitas di lini depan timnya. ”Dari segi permainan, kami tidak kalah dari Malaysia. Namun, memang ada masalah kreativitas di lini depan saat menyerang,” katanya. Gelandang Rasyid Akbar menambahkan, hal itu terjadi antara lain karena masalah adaptasi mengingat ada empat pemain utama yang absen, termasuk Andik Vermansyah yang berlatih di klub DC United (Amerika Serikat).

”Kami sedikit mengalami masalah adaptasi. Biasanya kami tampil bersama mereka dan sudah saling memahami. Kini, beberapa pemain baru hadir dan kami belum bisa beradaptasi satu sama lain,” kata Rasyid.

Di babak kedua, Aji melakukan perubahan, seperti mengubah posisi Bayauw ke kiri, memasukkan Kim Kurniawan, dan lain-lain. Namun, semua itu tidak mampu mengangkat performa tim, terutama saat menyerang. (SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com