JAKARTA, KOMPAS.com — Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) membentuk satuan tugas guna menyelesaikan polemik yang terjadi di sepak bola nasional. Hal itu tertuang dalam surat yang dikirimkan AFC kepada Sekjen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Tri Goestoro pada 4 April 2012.
"Merujuk pada korespondensi FIFA dan AFC pada 26 Maret dan 30 Maret 2012, kami ingin memberitahu Anda mengenai pembentukan Satuan Tugas Indonesia dengan tujuan memfasilitasi penyelesaian masalah yang kini tengah dihadapi PSSI serta tenggat waktu baru dari FIFA pada 15 Juni 2012 untuk menyelesaikan masalah-masalah ini," demikian tertulis dalam surat.
Satuan Tugas merupakan rekomendasi dari AFC kepada FIFA setelah sebelumnya AFC melakukan rapat Komite Eksekutif AFC pada 23 Maret lalu seperti yang tertuang dalam surat Sekjen AFC Alex Soosay kepada Sekjen FIFA Jerome Valcke pada 26 Maret lalu. Dalam suratnya, AFC mengungkapkan, Komite sudah menerima informasi seputar krisis yang dihadapi sepak bola Indonesia dan surat bersama FIFA/AFC tertanggal 21 Desember 2011, yang menetapkan tenggat waktu pada 20 Maret 2012 untuk menjadikan kompetisi yang dinyatakan tidak sah (Indonesia Super League/ISL) berada di bawah dan diakui PSSI, agar tidak dilaporkan kepada Komite Asosiasi FIFA dan terhindar dari kemungkinan sanksi.
Oleh karena itu, AFC sepakat membentuk satuan tugas dengan tujuan memfasilitasi resolusi antara PSSI dan ISL untuk menghindarkan dari sanksi. Anggota dari satuan tugas ini di antaranya terdiri dari Wakil Presiden AFC HRH Prince Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah, Anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato' Worawi Makudi, Sekjen AFC Dato' Alex Soosay, serta Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan Internasional AFC James Johnson.
Dalam surat yang dikirim Alex Soosay kepada Sekjen FIFA Jarome Velcke, AFC meminta perpanjangan waktu penyelesaian polemik PSSI hingga setelah Kongres FIFA.
"Tenggat waktu untuk membawa breakaway league kembali di bawah payung PSSI diperpanjang hingga Kongres FIFA 24/25 Mei 2012. Kami menyarankan tenggat baru pada Jumat, 15 Juni 2012," demikian bunyi surat tersebut.
Selain polemik dengan kompetisi yang dinyatakan tidak sah itu, satuan tugas nantinya juga akan menyelesaikan persoalan organisasi yang tidak sah terkait PSSI, yaitu kepengurusan baru versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar 18 Maret lalu menghasilkan kepengurusan PSSI baru dengan Ketua Umum La Nyalla Mattalitti.
"Kami ingin beritahukan kepada Anda bahwa situasi sepak bola nasional dan khususnya PSSI sempat menjadi perdebatan dalam rapat Komite Eksekutif FIFA di Zurich, 30 Maret 2012," tulis FIFA dalam suratnya yang dikirimkan Sekjen FIFA Jerome Valcke kepada Sekjen PSSI Tri Goestoro pada 30 Maret 2012.
Dalam surat tersebut, para anggota Komite Eksekutif FIFA disebut mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan terbaru, di antaranya gagalnya usaha untuk membentuk satu liga profesional dan menyelesaikan perpecahan di keluarga besar sepak bola Indonesia, yang berujung pada digelarnya dua kongres dalam hari yang sama, keduanya sama-sama mengklaim mendapat dukungan sesuai kuorum yang diperlukan.
"Komite Eksekutif FIFA khawatir akan risiko yang muncul akibat munculnya PSSI pecahan (breakaway association) dan liga pecahan (breakaway league)," tulis FIFA.