JAKARTA, KOMPAS.com — Wartawan senior Budiarto Shambazy menilai, FIFA menghambat demokrasi sepak bola di Indonesia. Ini berhubungan dengan keputusan badan sepak bola internasional tertinggi itu yang menolak pencalonan George Toisutta, Arifin Panigoro, dan Nirwan Bakrie.
Seperti diberitakan, FIFA tetap tegas dengan keputusan menolak pencalonan ketiganya. Dalam surat terakhir tanggal 6 Mei lalu, ketiganya juga dinyatakan tak boleh mengikuti proses banding yang dikerjakan Komite Banding Pemilihan.
Budiarto menyayangkan sikap FIFA ini. Ia juga mengaku bingung kenapa FIFA baru berkoar-koar sekarang, padahal dulu peraturannya banyak dilanggar oleh Nurdin Halid cs.
"FIFA ini sudah menghambat demokrasi sepak bola. Sejak 2008 dia (FIFA) tidak melakukan apa-apa, kok. Statutanya ditilep-tilep oleh ketua umum lama, dulu FIFA diam saja, kok," tutur Budiarto dalam diskusi "Media dalam Polemik PSSI", Selasa (10/5/2011).
Budiarto menilai, FIFA tidak mengerti kondisi sepak bola yang terjadi di Indonesia. "Enggak pernah ada rasa urgensi untuk datang ke sini untuk melihat keadaan yang sebenarnya. Itu, kan, tata sopan santun internasonal," katanya.
Budiarto mengaku kecewa karena orang-orang di PSSI terlalu mendewa-dewakan keputusan FIFA. "Ini mental kelamaan dijajah. Kita bolak-balik diperlakukan seenaknya oleh FIFA. FIFA ini bukan Tuhan, manusia biasa, kok, sama seperti kita. Enggak perlu kita nyembah-nyembah," ujarnya.
Mengenai keputusan penolakan terhadap Arifin dan Nirwan, Budiarto tak habis pikir dengan keputusan FIFA ini. Itu disebabkan, menurut dia, selama ini kedua tokoh tersebut telah berjasa besar dalam membina sepak bola usia dini.
Budiarto mengimbau, akan lebih baik jika semua diserahkan kepada para pemilik suara yang mengerti betul seluk-beluk sepak bola Indonesia. "Kita harus memberikan tempat kepada pemilik suara. Kasihlah mereka ruang karena mereka yang berurusan dengan kompetisi, bukan Komite Normalisasi, atau Komite Eksekutif," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.