KOMPAS.com — Erwin Aksa, salah satu calon ketua umum PSSI periode 2011-2015, melihat banyak kekurangan dalam sepak bola Indonesia. Jika terpilih, ia akan mencoba mengatasi berbagai kekurangan tersebut.
Menurut Erwin Aksa, apa saja kekurangan itu dan bagaimana mengatasinya? Berikut hasil wawancara Kompas.com di kantornya di Wisma Karya, Kuningan, Rabu (27/4/2011).
Apa solusi Anda menyelesaikan masalah kerusuhan di dalam sepak bola dan pengaturan skor?
"Kita ingin sepak bola Indonesia menjadi sebuah industri yang bisa menghidupi klub-klub profesional. Yang kedua adalah bagaimana sepak bola di Tanah Air bisa menciptakan pemain-pemain unggulan. Berikutnya, sepak bola harus jadi alat perekat. Jangan sepak bola menjadi alat kebencian yang terjadi seperti sekarang ini. Adanya kerusuhan, tawuran, dan sebagainya yang terjadi di lapangan."
"Oleh karena itu, harus diperbaiki, terutama wasit. Kualitas wasit harus diperbaiki, kemampuan wasit, kedisiplinan, kemampuan, pengetahuan wasit, dan yang paling penting kesejahteraan wasit harus kita perhatikan. Semuanya akan kita lakukan dan kita buat bagaimana sepak bola punya brand kuat yang laku dijual kepada sponsor."
"Itulah sasarannya ke depan. Tentu saja prestasi harus didapatkan. Soalnya, prestasi ini merupakan ujung akhir dari bagaimana kompetisi dan pembinaan yang sudah kita lakukan."
Target membereskan masalah ini?
"Dalam kompetisi yang akan datang, kita harus segera mendapatkan kualitas wasit yang bisa memimpin pertandingan dengan baik. Kemudian, dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan, sepak bola harus mandiri dan tidak bergantung pada APBD."
"Pastinya, kita harus memperkuat marketing PSSI dan PT Liga Indonesia atau organisasi yang mengelola kompetisi kita. Tujuannya adalah mengejar potensi-potensi sponsor dan orang-orang yang mau berpromosi di sepak bola kita."
"Kemudian, menciptakan kemasan yang baik untuk pertandingan di televisi kita. Baru kemudian, meningkatkan sepak bola kita dengan menyeleksi potensi-potensi pemain sepak bola kita yang memiliki skill di liga profesional. Semua ini yang akan kita perbaiki dalam waktu tidak lama ini. Efisiensi harus kita lakukan kalau berbicara klub profesional. Klub-klub amatir yang dalam kategori pembinaan harus dihidupkan oleh pengprov."
"Kita harus mendorong pengda-pengda PSSI aktif. Jangan ada yang tidak aktif dalam membangun sepak bola. Masih ada lapangan-lapangan yang tidak terurus. Bagaimana keterlibatan pemerintah daerah, wali kota, bupati, dan gubernur dalam membangun sepak bola ini. Tanggung jawab harus terwujud dengan adanya sekolah-sekolah sepak bola yang bermunculan, lapangan yang terurus, dan stadion-stadion baru yang dibangun."
"Pastinya, tim nasional tetap dikelola Badan Tim Nasional. Kita akan memberikan yang terbaik, seperti pelatihnya yang terbaik, fasilitas terbaik, insentifnya yang terbaik. Kita juga harus mendapatkan manajemen tim nasional yang kuat. Tentunya, kita juga memberikan jam terbang yang banyak di pertandingan level internasional agar mereka punya feeling yang besar bermain di level internasional."