LEICESTER, KOMPAS.com — Setelah hampir sepekan berada di Akademi Leicester Inggris, tiga pemain Akademi Sepak Bola Indonesia, yakni Rico Adriyanta, Maldini Pali, dan Yogi Rahadian, mulai percaya diri. Dalam sesi latihan kedua bersama tim U-16 Leicester, Senin (18/4) pagi, mereka sudah tidak canggung dan bisa menyatu dengan pemain lain.
Sesuai rencana, tiga pemain Akademi Sepak Bola Indonesia (IFA) ini akan berada di Leicester selama satu bulan. Selain berlatih, mereka diusahakan bisa mengikuti seleksi siswa Akademi Leicester City.
Seperti sesi latihan pertama pada Kamis (14/4/2011), mereka mendapat menu latihan selama sekitar 90 menit. Selain teknik dasar, mereka dilatih strategi dan taktik permainan. Latihan dilakukan di bawah pengawasan pelatih Chris Tucker.
Udara dingin sekitar 12 derajat celsius tetap menjadi tantangan nonteknis bagi ketiga pemain IFA. Syukurlah, mereka masih bisa mengatasi kondisi itu. ”Awalnya memang berat, tetapi setelah latihan beberapa kali saya mulai terbiasa. Saya juga mulai bisa bermain lebih rileks meski bahasa masih menjadi kendala untuk komunikasi,” kata Maldini asal klub PSM Makassar.
Menghafal nama
Hal senada diungkapkan Yogi. Pemain kelahiran Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, ini mengatakan, untuk lebih mempermudah komunikasi dalam permainan, dia mencoba menghafal nama-nama rekannya.
”Sering kita tidak mendapat bola saat sedang bermain meskipun sudah berteriak yes-yes-yes untuk meminta bola. Dengan menyebut nama mereka, masalah tersebut mulai teratasi,” kata Yogi.
Pelatih U-16 Leicester Chris Tucker menilai, ketiga pemain IFA cukup baik dalam proses adaptasi. Dia yakin dalam beberapa hari ke depan mereka akan tampil lebih percaya diri lagi.
Tucker juga mengakui, ketiga pemain IFA memiliki teknik dasar yang cukup baik. Namun, Tucker menyebut tenaga (power) dan kecepatan (speed) pemain IFA masih kurang.
Kelemahan ini terlihat cukup jelas dalam sesi latihan menendang bola ke gawang. Sepakan bola pemain IFA kalah kencang dibanding pemain-pemain Akademi Leicester.
Asisten pelatih IFA, Rasiman, yang mendampingi ketiga pemainnya di Leicester mengatakan, kekurangan ini tidak bisa ditutupi karena otot pemain Leicester lebih bagus karena asupan nutrisi lebih baik.