Jakarta, Kompas -
Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar, Rabu (6/4), menjelaskan, komite mengundang 39 klub Divisi Utama untuk menyepakati penentuan 16 klub peserta kongres menunggu kompetisi berakhir.
Jika hal itu disepakati, undangan untuk Divisi Utama baru akan dikirim pada 1 Mei mendatang, sedangkan undangan untuk 84 pemilik suara lain pada 22 April. Setelah undangan dikirim, ada waktu satu minggu untuk mengonfirmasi peserta kongres supaya tidak ada sengketa.
”Kami berusaha supaya tidak ada sengketa saat kongres, seperti yang terjadi sebelumnya,” ujar anggota Komite Normalisasi PSSI, Joko Driyono, di Sekretariat PSSI, Senayan, Jakarta.
Mengenai jadwal tahapan kongres, Joko menjelaskan, pembukaan pendaftaran calon ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI, 12-17 April. Untuk menjunjung asas demokrasi, semua klub peserta kompetisi Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi I, Divisi II, dan Divisi III boleh mengajukan calon. Namun, pada saat kongres, hanya 100 pemilik suara yang mempunyai hak untuk memilih.
Komite akan memverifikasi daftar nama bakal calon selama lima hari, 17-22 April. Proses banding terhadap keputusan Komisi Pemilihan dibuka pada 22-27 April.
Tahapan berikutnya adalah mempersiapkan kongres yang rencananya diadakan pada 20 Mei, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Lokasi kongres belum ditentukan.
Komite Normalisasi juga mengagendakan pertemuan dengan 100 pemilik suara, termasuk 78 pemilik suara peserta kongres di Pekanbaru. Pertemuan diagendakan pada 16 April di Sekretariat PSSI. Pertemuan itu membahas tentang Liga Primer Indonesia (LPI) dan pembentukan Komisi Banding.
Dalam surat FIFA tentang Komite Normalisasi, tidak dijelaskan mengenai Komisi Banding. Isi surat itu hanya menyebutkan Komite Normalisasi sekaligus berperan sebagai Komisi Pemilihan. Karena itu, pembentukan Komisi Banding akan dibahas bersama 100 pemilik suara.
Mengenai kompetisi LPI, Agum mengatakan, akan mencari solusi melalui konsultasi dengan PT Liga Indonesia dan Konsorsium LPI. ”Kami tidak bisa langsung memutuskan sebelum berkonsultasi dengan semua pihak,” ujar Agum.
Komite Normalisasi juga berinisiatif berangkat ke Markas FIFA di Zurich, Swiss, dalam waktu dekat. Saat ini baru Agum Gumelar yang kemungkinan besar berangkat dan sedang menunggu pengurusan visa.
”Ada inisiatif dari Pak Agum untuk berangkat ke sana (Zurich). Mengenai agenda, saya tidak bisa memastikan karena tadi di rapat tidak dibahas secara detail. Yang pasti untuk berdiskusi secara langsung dengan FIFA untuk memperjelas semua masalah ini,” ujar Joko Driyono.