MALANG, KOMPAS.com — Ketua Umum Persema Malang, Peni Suparto, secara tegas menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menghadiri Kongres PSSI yang dijadwalkan pada tanggal 29 April di Surabaya.
"Kalau PSSI itu ilegal, apalagi keberadaannya sekarang juga sudah dibekukan oleh pemerintah, masak saya harus hadir dan mengikuti kongres yang ilegal seperti itu," tegas Peni seusai upacara HUT ke-97 Kota Malang di balaikota setempat, Jumat (1/4/2011).
Menurut dia, statuta FIFA dengan jelas menyebutkan bahwa seorang narapidana dan eks narapidana tidak boleh mencalonkan diri sebagai ketua PSSI sehingga posisi Nurdin Halid yang menjabat sebagai ketua PSSI tersebut menyalahi statuta FIFA dan ilegal.
Oleh karena itu, tegas Peni, selama ini Nurdin Halid bersama kroni-kroninya di PSSI juga telah melakukan kebohongan publik. Karena kondisi itu, lanjutnya, Persema tidak akan datang dalam Kongres PSSI pada 29 April mendatang di Surabaya.
Selain itu, tegas Peni, dirinya sebagai aparat pemerintahan juga mematuhi instruksi dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang membekukan dan tidak mengakui PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. Hanya saja, ketika pra-Kongres PSSI yang digelar di Bali beberapa waktu lalu, Persema yang diwakili oleh media officer, Asmuri, juga tetap datang.
Menyinggung anggaran PSSI Kota Malang setelah PSSI di pusat dibekukan oleh pemerintah, Peni mengaku tidak ada anggaran dalam APBD yang menyebutkan secara khusus pos anggaran PSSI Kota Malang.
Bahkan, ketika didesak dengan adanya kemungkinan pengalihan anggaran untuk PSSI Kota Malang, Peni memilih mengalihkan materi wawancara dan menyudahi wawancara dengan wartawan. Alasannya, masih banyak tamu yang menunggu dirinya di ruang kerjanya.
Dalam APBD Kota Malang 2010 ataupun 2011 memang tidak ada pos anggaran yang menyebutkan secara spesifik untuk PSSI. Anggaran untuk olahraga seluruhnya masuk ke pos dana hibah KONI sebesar Rp 20 miliar.
Dana hibah sebesar Rp 20 miliar tersebut peruntukannya sebagian besar untuk membiayai kompetisi Persema yang mencapai hampir Rp 15 miliar. Namun, setelah Persema hengkang dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI), dana untuk Persema akan dialihkan untuk kebutuhan lain yang masih berhubungan dengan sepak bola.
Belum lama ini Peni mengatakan, anggaran untuk Persema dari hibah KONI sebesar Rp 15 miliar itu akan digunakan untuk membangun stadion yang memadai di setiap kecamatan. (ANT)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.