Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peraturan Organisasi PSSI Ditolak FIFA

Kompas.com - 26/03/2011, 01:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peraturan organisasi yang dibuat PSSI sebagai aturan pelaksanaan Kongres Pembetukan Komite Pemilihan dan Komite Banding ternyata tidak disetujui oleh FIFA karena tidak sesuai dengan FIFA Standard Electoral Code.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi Sports and Law KOI Timbul Thomas Lubis setelah menelepon langsung Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass, Jumat (25/3/2011) malam. Dalam perbincangan tersebut, Regenass, kata Timbul, sangat menyayangkan Peraturan organisasi (PO) tersebut.

"Saya telepon dia (Regenass) tiga jam yang lalu. FIFA tidak setuju dengan PO karena tidak sesuai dengan Electoral Code FIFA. Dia bilang PO itu sangat menyedihkan dan jelek sekali. Kata dia, kalau mengikuti Electoral Code sudah jelas," kata Timbul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/3/2011) dini hari.

Timbul mengatakan, menurut Electoral Code, PO seharusnya merupakan keputusan dari kongres. "PSSI boleh membuat drafnya, tetapi kemudian disetujui di kongres. Yang terjadi, PO malah dibuat sendiri. Di Electoral Code ada 26 pasal, tetapi PO hanya delapan pasal," ungkap Timbul.

"PSSI sendiri telah mengadopsi Standard Statuta FIFA sejak 2009. Seharusnya sejak enam bulan lalu, Komite Pemilihan dan Komite Banding sudah dibentuk. Namun, di Bali tidak disinggung-singgung hal itu. Jelas tidak ada keterbukaan. Memangnya kita bodoh?" ucap Timbul.

Timbul mengungkapkan, Regenass telah menyampaikan permasalahan ini kepada perwakilan FIFA, Frank van Hattum, yang akan menghadiri Kongres PSSI di Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/3/2011). "Regenass sudah menyampaikannya," ujar Timbul.

PSSI memang terkesan menutup-nutupi PO tersebut. Itu terlihat dari bagaimana PSSI terlambat mensosialisasikan PO kepada pemilik suara. Bahkan, Sekjen PSSI Nugraha Besoes pun mengakui bahwa salah satu pasal dari PO yang disusun Tim 8 itu tidak sesuai Standard Electoral Code FIFA. Pasal tersebut yakni mengatur tentang syarat pencalonan Komite Pemilihan dan Komite Banding. Seorang calon harus didukung minimal oleh lima suara.

"Tidak ada, tetapi kami boleh memodifikasi. Electoral Code itu menjadi acuan, tetapi implementasinya harus disesuaikan untuk mempermudah pelaksanaan," ujar Nugraha beberapa waktu lalu.

Ketika ditanyai mengenai pertimbangan yang mendasari syarat itu, hal itu menurut Nugraha bukan perkara besar. "Efisiensi saja, tidak ada masalah. Bayangkan saja kalau nanti, misalnya, satu-satu, akhirnya nanti ada 100 calon, bagaimana kita memilihnya," kata Nugraha waktu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

    Ronaldo Bangga Dipanggil Timnas Portugal untuk Euro 2024

    Internasional
    Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

    Atletico Madrid ke Jakarta, Sesi Latihan dari Pelatih Akademi Rojiblancos

    Liga Spanyol
    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Syarat-syarat Calon Pengganti Mauricio Pochettino di Chelsea

    Liga Inggris
    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Persib Bandung Vs Madura United, Alasan Disebut Final Ideal Liga 1

    Liga Indonesia
    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Motivasi Pemain Asing Terlama Persib yang Begitu Dekat dengan Juara

    Liga Indonesia
    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Jadwal Malaysia Masters 2024: 11 Wakil Indonesia Beraksi, Tersaji Duel Merah Putih

    Badminton
    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Mauricio Pochettino Tinggalkan Chelsea Setelah Hanya Satu Musim

    Liga Inggris
    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Ronaldo Perkuat Portugal di Piala Eropa 2024, Kans Pecahkan Rekor

    Internasional
    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Sanksi FIFA Tuntas, PSS Sleman Persiapkan Liga 1 Musim Depan

    Liga Indonesia
    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Sorotan untuk Wasit Laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Respons Shin Tae-yong soal Hasil Drawing Piala AFF 2024 Vs Vietnam

    Timnas Indonesia
    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Alasan Henderson dan Rashford Tak Masuk Skuad Inggris untuk Euro 2024

    Internasional
    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Akses Istimewa Passport Planet Persib Saat Nonton Laga Maung Bandung

    Liga Indonesia
    Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

    Jadwal Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

    Fakta Bojan Hodak Empat Kali Final Beruntun, Peluang Juara di Persib

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com