"Jika hanya makan-tidur," jelas Suharno, "tanpa aktivitas yang membakar lemak, dikhawatirkan berat badan pemain meningkat. Jika berat badan meningkat, jelas merugikan pemain sendiri kala kembali bermain di lapangan hijau."
"Pemain bisa bermain sepak bola ringan, futsal, atau minimal joging santai tanpa bola. Yang terpenting jangan sampai cedera yang nantinya akan merugikan pemain sendiri. Hati-hati jika akan berolahraga," saran Suharno, Jumat (8/5/2015), kepada awak media di Malang.
Dengan saran pelatih tersebut, para pemain sudah rajin mempraktikkan dengan bermain futsal. Beberapa di antaranya juga mengikuti turnamen-turnamen amatir alias tarkam, bahkan hingga ke luar kota Malang.
Sementara itu, soal nasib pemain, hingga kini juga belum ada kejelasan dari manajemen Arema. "Manajemen kita akan memanfaatkan waktu yang ada untuk menyelesaikan sisi internal klub," kata Sudarmaji, Media Officer Arema.
Pembicaraan internal ini sekaligus untuk mempersiapkan diri menghadapi liga baru tahun 2015-16. Soal wacana liga baru yang dimunculkan oleh Menpora, Arema cenderung mendukung penyelenggaraan liga baru di bawah naungan PT Liga Indonesia pada September 2015.
Pertimbangan wacana menjalankan liga pada 19 Juni 2015 menjadi lemah karena banyak hal yang harus dihadapi tim peserta. Misalnya, selama Juni 2015, ada banyak agenda timnas yang menyerap pemain klub.
Di sisi lain, masa libur puasa dan lebaran juga jadi pertimbangan. "Kalau mulai liga baru pada September 2015, bisa berbarengan dengan kompetisi Eropa," katanya.