Bayern Desak Penggunaan Teknologi Garis Gawang

Kompas.com - 22/05/2014, 09:03 WIB
Ary Wibowo

Penulis

MUENCHEN, KOMPAS.com - Bayern Muenchen mengumumkan telah mengajukan proposal permohonan penggunaan teknologi garis gawang untuk Bundesliga 1 kepada Federasi Sepak Bola Jerman (DFB).

Teknologi garis gawang sebenarnya sudah sempat menjadi pembahasan di Jerman. Namun, pada pertemuan terakhir yang diadakan di Frankfurt, Senin (24/3/2014), mayoritas klub dari Bundesliga 2 menolak penggunaan teknologi tersebut.

Desakan penggunaan itu kembali mencuat setelah terjadi kontroversi di final DFB-Pokal antara Bayern dan Borussia Dortmund, Sabtu (17/5/2014). Pada menit ke-66, Dortmund mendapatkan peluang emas melalui aksi Mats Hummels. Namun, bola sundulan Hummels dapat diamankan oleh bek Bayern, Dante.

Akan tetapi, melalui tayangan ulang, bola sundulan kepala Hummels sebenarnya terlihat sudah melewati garis gawang sebelum dibuang oleh Dante. Namun, wasit dan hakim garis tidak melihat hal tersebut dan tetap membiarkan pertandingan berjalan.

"Kami hari ini telah mengajukan proposal pengenalan teknologi garis gawang, terutama untuk Bundesliga 1 agar bisa secepatnya diterapkan," ujar CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge dalam situs resmi klub.

"Karena kami perlu menjaga masa depan sepak bola dan khususnya wasit. Cara ofisial pertandingan, yang tidak punya akses melihat tayangan ulang dan rekaman gerak lambat, membiarkan mereka menggunakan perhitungan matematis yang bisa membuat publik melecehkan mereka dan itu tidak dapat diterima. Cara ini dapat dan harus diterapkan pada masa depan."

"Seperti yang dikabarkan media, dalam pertemuan anggota klub pada 24 Maret, pengenalan teknologi garis gawang telah sebagian besar ditolak oleh klub Bundesliga 2. Inilah alasan proposal hari ini dikhususkan untuk klub di divisi satu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com