Guardiola sempat membesut Barcelona pada 2008 hingga 2012. Di Camp Nou, Guardiola meraih sejumlah kesuksesan di Eropa dengan taktik penguasaan bola yang dominan atau biasa disebut tiki-taka.
Setelah bergabung bersama Bayern, Guardiola pun dianggap telah menerapkan taktik tersebut kepada Arjen Robben dan kawan-kawan. Setelah Bayern tersingkir dari Liga Champions, taktik itu pun akhirnya mendapatkan kritik dari beberapa pihak karena dinilai tak cocok dengan filosofi Bayern.
"Barcelona adalah patokan antara periode 2008 hingga 2012 dan beberapa kali memainkan sepak bola yang menarik. Tetapi, untuk menjadi Barcelona kedua tidak pernah menjadi tujuan kami," ujar Lahm.
"Kami telah menunjukkan di bawah Pep Guardiola sepanjang musim ini bahwa kami memiliki cara tersendiri untuk sukses. Kami sangat berbahaya saat menyerang dan kami memang banyak melakukan penguasaan bola, seperti Barcelona. Menguasai bola itu artinya Anda sedang mengontrol," tutur anggota skuad nasional Jerman pada Piala Dunia 2006 dan 2010 ini.
"Tetapi, Bayern tidak pernah memainkan tiki-taka atau apa pun definisi yang pas untuk hal tersebut. Kami menemukan cara kami sendiri untuk sukses di level tertinggi dan akan melanjutkan kerja tersebut serta mencoba untuk mengembangkannya, " imbuh kelahiran Muenchen pada 11 November 1983 ini.
"Banyak tim ingin memenangi Liga Champions setiap tahunnya. Tetapi, hanya akan ada satu tim yang memenangi kompetisi tersebut," demikian Lahm.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.