Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pengundian Koin hingga Adu Penalti

Kompas.com - 18/06/2012, 14:54 WIB

Bagaimana menentukan juara dalam pertandingan yang berakhir seri menjadi kesulitan tersendiri. Semula wasit memutuskan sang juara dengan mengundi mata uang. Hal itu terjadi pada pertandingan semifinal Italia melawan Uni Soviet pada tahun 1968.

Ketika itu, setelah perpanjangan waktu, belum satu gol pun tercipta dari kedua tim. Skor masih 0-0. Akhirnya wasit Kurt Tschenscher dari Jerman memutuskan untuk mengundi dengan koin.

”Saya keluar lapangan bersama kapten Uni Soviet. Kami turun ke ruang ganti, ditemani dua administrator dari dua tim. Wasit mengeluarkan sekeping uang logam tua, dan saya melihat bagian bawah uang logam. Saya merasa beruntung dan Italia melaju ke final,” kata Faccheti, pemain Italia. Sebanyak 70.000 penonton yang menyaksikan pertandingan di stadion itu menunggu untuk mendengar siapa pemenangnya.

Selain melempar koin, wasit juga memiliki pilihan lain untuk menentukan juara dalam laga dengan hasil seri, yaitu melalui pertandingan ulang.

Italia kemudian menghadapi situasi yang sama saat bertemu Yugoslavia di final ketika skor akhir 1-1. Yugoslavia berhasil mencetak gol pada menit ke-39 lewat tendangan Dragan D?zajicc. Pada menit ke-80, Angelo Domenghini membalas ketertinggalan Italia dengan gol yang akhirnya menyamakan kedudukan.

Namun, kali ini diputuskan untuk mengadakan pertandingan ulang dua hari kemudian. Akhirnya Italia keluar sebagai juara dengan mengalahkan Yugoslavia, 2-0, berkat gol Luigi Riva pada menit ke-12 dan Pietro Anastasi pada menit ke-31.

Kontroversi
Penentuan juara dengan mengundi mata uang pun mengundang kontroversi karena dinilai sangat untung-untungan. Maka beberapa pihak mengusulkan untuk mengadakan adu penalti dalam menentukan juara saat laga berakhir seri.

Pada Piala Eropa tahun 1976, laga di final kembali berakhir seri dengan skor 2-2 antara Cekoslowakia dan Jerman Barat. Kali ini, sebenarnya Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) memutuskan untuk mengadakan pertandingan final ulang. Akan tetapi, kedua tim meminta untuk adu penalti saja. Cekoslowakia pun keluar sebagai juara setelah unggul 5-3 atas Jerman Barat.

Hasil adu penalti betul-betul dipertimbangkan dengan alasan statistik, untuk dipisahkan dari hasil pertandingan yang sebenarnya. Pada pertandingan tunggal yang berakhir seri, walaupun ada tambahan angka dari adu penalti, hasil yang diakui tetap seri. Hal itu berbeda dengan kemenangan yang didapat melalui perpanjangan waktu, yakni skor akhir dari pertandingan normal ikut dikalkulasi.

Sebagai cara untuk menentukan juara dalam laga sepak bola, adu penalti banyak dianggap sebagai klimaks yang tidak memuaskan. Hasilnya sering kali dipandang sebagai lotre, bukan uji kemampuan. Tidak hanya masalah teknik, adu penalti juga banyak dipengaruhi faktor psikologis. Metode ini juga dipandang lebih menguji kemampuan individual.

Berbagai ketidakpuasan terus bergulir hingga kini dan cara yang paling tepat untuk menentukan juara pada laga dengan hasil imbang masih terus dicari. Ada usul?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

    Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

    Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

    Timnas Indonesia
    PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

    PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

    Liga Champions
    Piala Asia U17 Putri 2024,  Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

    Piala Asia U17 Putri 2024, Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

    Timnas Indonesia
    Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

    Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

    Liga Indonesia
    Pemain Malaysia Faisal Halim Terancam Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

    Pemain Malaysia Faisal Halim Terancam Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

    Internasional
    Reaksi Satoru Mochizuki Usai Timnas U17 Putri Indonesia Kalah dari Filipina

    Reaksi Satoru Mochizuki Usai Timnas U17 Putri Indonesia Kalah dari Filipina

    Timnas Indonesia
    Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

    Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

    Badminton
    Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

    Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

    Liga Indonesia
    Indonesia Vs Guinea, STY Tanggapi Lapangan Latihan, Fokus Kondisi Pemain

    Indonesia Vs Guinea, STY Tanggapi Lapangan Latihan, Fokus Kondisi Pemain

    Timnas Indonesia
    Rasa Syukur dan Bangga Jonatan Christie bersama Tim Piala Thomas 2024

    Rasa Syukur dan Bangga Jonatan Christie bersama Tim Piala Thomas 2024

    Badminton
    Prediksi Skor PSG Vs Dortmund di Leg Kedua Semifinal Liga Champions

    Prediksi Skor PSG Vs Dortmund di Leg Kedua Semifinal Liga Champions

    Liga Champions
    Championship Series Liga 1 2023, Pesut Etam Koreksi Penampilan Jelang Melawan Madura United

    Championship Series Liga 1 2023, Pesut Etam Koreksi Penampilan Jelang Melawan Madura United

    Liga Indonesia
    Saat Ten Hag Cemburu dengan Mourinho...

    Saat Ten Hag Cemburu dengan Mourinho...

    Liga Inggris
    STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

    STY Ungkap Kendala Timnas U23 Jelang Laga Playoff Lawan Guinea

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com