Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2024, 16:00 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Real Madrid seperti berteman baik dengan Dewi Fortuna. Namun, tanpa "saraf baja" Madrid tak akan sedekat ini dengan kans meraih trofi Liga Champions untuk yang ke-15 kali.

Stadion Wembley di pinggiran London, Inggris, akan memanggungkan final Liga Champions 2023-2024 antara Borussia Dortmund vs Real Madrid, Sabtu (1/6/2024) atau Minggu (2/6/2024) dini hari WIB.

Dortmund menuju ke sana dengan ambisi menggebah kesialan. Setelah Juergen Klopp mempersembahkan dobel gelar domestik pada 2012, skuad beralias Die Schwarzgelben (Si Hitam-Kuning), terhitung tujuh kali finis sebagai runner up Bundesliga.

Pahit dirasakan betul Dortmund asuhan Edin Terzic yang pada pekan terakhir Bundesliga 2022-2023 silam ditikung Bayern Muenchen. Gelar pun terbang ke tangan sang rival bebuyutan.

Sejak 2012, Dortmund juga tercatat kalah sembilan kali dalam 14 final, termasuk di partai puncak Liga Champions 2012-2013.

Baca juga: Dortmund Vs Madrid: Aura Spesial El Real yang Bikin Lawan Ketakutan

Final Liga Champions 2023-2024 akan jadi tantangan besar buat Dortmund yang akan bersua "raja" kompetisi antarklub paling elite Eropa, Real Madrid.

Dalam rentang satu dekade terakhir, Madrid menunjukkan dominasinya di Liga Champions dengan meraih lima gelar juara.

Soal koleksi trofi "Si Kuping Besar" tak ada tim di muka bumi yang mampu menandingi atau mendekati Madrid.

Berbekal raihan 14 trofi juara Liga Champions, tim beralias Los Merengues itu, seperti berada di level yang berbeda dengan rakasasa lain Eropa semodel AC Milan (7 trofi juara Liga Champions), Bayern Muenchen (6), Liverpool (6), dan Barcelona (5).

Madrid memang seperti punya ikatan spesial dengan Liga Champions. Kisah-kisah ajaib senantiasa bisa mereka ukir di turnamen yang akan memakai format anyar pada 2024-2045 mendatang ini.

Los Merengues adalah tim pertama dan masih jadi satu-satunya skuad yang bisa menjuarai titel European Cupalias era lama Liga Champions dalam lima musim beruntun (1956-1950). 

Dalam era baru Liga Champions yang dimulai pada 1992, Madrid juga memegang rekor sebagai tim pertama yang mampu juara dalam tiga musim secara berurutan, yakni pada rentang (2016-2018).

Seolah Madrid berteman dekat dengan Dewi Fortuna, karena mereka kerap selamat dari momen-momen kritis laga.

Sebut saja momen saat Los Merengues meraih la decima alias titel juara ke-10 Liga Champions pada 2014.

Baca juga: Real Madrid Juara Liga Champions, Strategi Terbaik dari Ancelotti “Si Miskin Taktik”

Kala itu, sampai laga final Liga Champions di Estadio da Luz, Lisbon, lewat 90 menit, Madrid masih ketinggalan 0-1 dari sang tetangga Atletico Madrid.

Siapa sangka keajaiban datang via tandukan Sergio Ramos pada masa injury time yang menyamakan kedudukan jadi 1-1 dan mengubah total momentum laga. 

Madrid bangkit pada masa perpanjangan waktu dan menghajar Atletico 4-1. Ketika juara pada edisi 2018, Los Merengues arahan Zinedine Zidane, banyak terbantu oleh blunder fatal kiper Liverpool, Loris Karius.

Perjalanan ajaib juga dilalui Madrid kala menuju final Liga Champions 2021-2022 dengan mewujudkan serangkaian comeback epik melawan PSG, Chelsea, dan Man City.

Pada partai final Liga Champions 2021-2022, Madrid selamat dari gempuran Liverpool berkat rentetan penyelamatan heroik sang kiper Thibaut Courtois.

Liverpool yang sangat mendominasi laga, sekali lagi pulang dengan tangan hampa, karena gol semata wayang Vinicius Junior memastikan Madrid juara.

"Kami telah berada dalam sekian banyak situasi sulit dalam beberapa tahun, tidak hanya di final, sebelum sampai di sini," kata Luka Modric di situs UEFA jelang final Liga Champions 2023-2024 kontra Dortmund.

"Kami tidak pernah berhenti percaya, bagaimana pun keadaannya. Kami selalu percaya, terus percaya, terus berusaha, berjuang hingga akhir, kami berhasil menemukan cara untuk mengalahkan lawan," ujar Modric yang kini memburu titel Liga Champions keenam bersama Madrid.

Saraf Baja dan Gol Menit Akhir

Bagi Madrid, kesuksesan Madrid merajai Liga Champions dalam satu dekade terakhir tak cuma karena peran Dewi Fortuna. 

"Banyak orang mengatakan ada keberuntungan, tapi ketika itu terjadi berkali-kali, menurut saya ini bukan sekadar keberuntungan," ujar gelandang yang didatangkan Madrid dari Tottenham pada 2012 itu.

Surat kabar lokal Madrid, Diario As, menyebut Modric dkk memilki "nervios de acero" alias saraf baja.

Nervios de Acero merupakan sebuah metafora dalam bahasa Spanyol untuk menggambarkan orang yang memiliki kekuatan mental, terutama kala menghadapi momen menegangkan dan bahaya.

Seperti perjalanan menjadi juara Liga Champions pada 2021-2022 silam, Madrid kembali mempertontonkan spirit pantang menyerah.

Los Merengues asuhan Carlo Ancelotti nyaris selalu bisa menemukan jalan keluar untuk setiap situasi sulit yang mereka hadapi.

Baca juga: Ancelotti dan Rekor 5 Piala: Si Tukang Makan yang Tak Kenal Kenyang

Membalikkan keadaan setelah dalam posisi tertinggal sudah menjadi semacam kebiasaan pasukan Madrid besutan Carlo Ancelotti.

Lihat saja gol menit-menit akhir yang diciptakan Madrid musim ini guna membungkus kemenangan atas Union Berlin dan Napoli di fase grup Liga Champions 2023-2024.

Bayern Muenchen juga mereka tumpas di partai semifinal dengan kemenangan agregat 4-3, berkat dwigol Joselu pada menit ke-88 dan 90+1!

Madrid musim ini jadi kontestan Liga Champions yang paling doyan bikin gol pada rentang 15 menit akhir laga (menit 75-90). Pasukan Ancelotti membuat sembilan gol pada periode waktu itu.

"Sulit untuk menjawab mengapa kami terus menang dengan cara yang luar biasa. Ada sesuatu tentang klub ini."

"Ini bukan keberuntungan. Saya benar-benar tidak tahu ini berkaitan dengan apa, ini layak untuk dipelajari. Bisa berupa kualitas, karakter, sejarah, tapi itu terjadi berkali-kali sehingga itu bukan hal yang biasa!" ujar Ancelotti yang merasa takjub sendiri dengan kemampuan anak asuhnya bangkit dari situasi sulit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com