KOMPAS.com - Marselino Ferdinan menjadi pahlawan Timnas U22 Indonesia usai mempersembahkan medali emas SEA Games 2023 Kamboja.
Kontribusi besarnya dalam perjalanan Merah Putih merebut kembali medali emas setelah 32 tahun absen tersebut membuat namanya semakin harum sebagai salah satu talenta untuk mengangkat derajat sepak bola Indonesia.
Namun, di balik hingar bingar kesuksesannya bersama Garuda Muda, pemain kelahiran Jakarta, 9 September 2004, tersebut sedang menjalani ujian yang luar biasa berat.
Saat ini, Marselino sedang berjuang untuk bisa tetap eksis di Liga Belgia bersama KMSK Deinze.
Statusnya sebagai pemain asing mewajibkannya menorehkan kesan lebih baik daripada pemain-pemain lainnya. Tuntutan tersebut bukan perkara mudah bagi pemain yang baru genap 18 tahun itu.
Baca juga: Marselino Ferdinan Cerita Kenyamanan Liga Belgia
Kendati sulit, Marselino menyanggupi tantangan tersebut dengan keyakinan, kesungguhan, dan penuh tanggung jawab.
"Kuncinya kerja keras, apalagi usia 18 tahun di sana ya namanya usia segitu tidak bisa lah seperti (pemain) di atasnya," kata mantan wonderkid Persebaya Surabaya itu.
"Kita harus lebih dari senior karena tau sendiri harus mengurus diri sendiri, kerja keras sendiri. Yang penting konsistensi aja," imbuhnya.
Perjuangan Marselino Ferdinan dimulai sejak dia memutuskan berkarir di Belgia.
Tidak hanya harus mengatasi rintangan teknis dan taktis di lapangan, namun juga menghadapi perbedaan budaya, bahasa, dan adaptasi dengan gaya hidup yang baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.