KOMPAS.com - Bek Crystal Palace, Joachim Andersen, mengatakan bahwa dirinya telah menerima ratusan pesan cacian setelah pertandingan kontra Liverpool.
Duel Liverpool vs Crystal Palace merupakan laga penutup pekan kedua Liga Inggris 2022-2023 yang dihelat di Anfield, Selasa (16/8/2022) dini hari WIB.
Pertandingan tersebut berakhir imbang dengan skor 1-1. Palace mencetak gol pembuka lewat Wilfried Zaha (32') lebih dulu.
Saat berupaya menyamakan kedudukan, Liverpool tertimpa nasib apes menyusul kartu merah Darwin Nunez pada menit ke-57.
Baca juga: Hasil Liverpool Vs Crystal Palace: Darwin Nunez Kartu Merah, Luis Diaz Golazo, The Reds Tertahan
Darwin Nunez menerima kartu merah langsung dari wasit Paul Tierney usai menanduk Joachim Andersen dengan sengaja.
Striker asal Uruguay itu melakukan tersebut sebagai reaksi terhadap dorongan dari Andersen.
The Reds pun harus bermain dengan 10 pemain. Beruntung bagi kubu tuan rumah, gol penyama kedudukan mampu dihadirkan Luis Diaz (61').
Pada Selasa sore WIB, Andersen mengunggah sejumlah direct message (DM) bernada cacian melalui Instagram Story-nya. Beberapa pesan di antaranya bahkan termasuk ancaman pembunuhan.
Baca juga: Debut Kandang Darwin Nunez bersama Liverpool: Kartu Merah Berujung Catatan Kelam
Bek berkebangsaan Denmark itu pun meminta pihak Instagram dan Premier League untuk bertindak.
"Mungkin mendapat 300-400 pesan tadi malam," tulis pemain berusia 26 tahun itu.
"Saya mengerti Anda mendukung tim, tetapi tanamkan rasa hormat dan berhenti melakukan kekerasan secara online."
"Semoga Instagram dan Premier League melakukan sesuatu tentang ini," demikian peryataan sang pemain.
Baca juga: Liverpool Vs Crystal Palace, Darwin Nunez Layak Dapat Hukuman Kartu Merah
Sementara itu, juru bicara Meta, pemilik Instagram dan Facebook, telah buka suara soal kekerasan online yang dialami Andersen.
"Kami memiliki aturan ketat terhadap intimidasi dan pelecehan, kami berhubungan langsung dengan tim Joachim (Palace) mengenai masalah ini," kata juru bicara tersebut dikutip dari BBC.
"Karena DM adalah ruang pribadi, kami tidak secara proaktif mencari ujaran kebencian atau intimidasi dengan cara serupa seperti yang kami lakukan di tempat lain."