KOMPAS.com - Nyala flare atau suar kembali terlihat mewarnai laga-laga uji coba berpenonton yang diselenggarakan sejumlah klub Liga 1.
Warna-warni api dan kepulan asap yang membentuk kabut menjadi pelengkap yang menyemarakkan kembali normalnya sepak bola Indonesia.
Penggunaan flare pada pertandingan uji coba tidak resmi bisa dimaklumi sebagai ekspresi dukungan suporter kepada klub kebanggaan.
Namun, dalam pertandingan resmi di bawah naungan federasi, menyalakan flare dilarang FIFA dan ada sanksi yang mengikatnya.
Baca juga: Piala Presiden 2022: 75 Persen Kapasitas Stadion Dibuka untuk Penonton
Atas dasar tersebut, jelang Piala Presiden 2022, PSSI mengingatkan kembali mengenai masalah larangan soal flare ini.
Federasi pun mengimbau kepada semua klub untuk ikut bertanggung jawab menertibkan suporternya masing-masing.
Sebab, pada Liga 1 2022-2023, sistem kompetisi sudah dikembalikan home dan away, tidak desentralisasi seperti musim lalu.
"Saat ini klub harus bersiap mempersiapkan tim pertandingan dan bersiap menyiapkan panitia pelaksananya," ujar Wakil Ketua PSSI Iwan Budianto.
Baca juga: Jadwal Piala Presiden 2022, Persib Bandung Vs Bali United Buka Grup C
"Seperti apa caranya? Mereka melakukan seleksi terhadap penonton saat masuk seperti memeriksa badannya atau melakukan komunikasi dengan pentolan suporter di klubnya masing-masing. Itu kami serahkan semua pada klub," katanya.
Iwan Budianto pun mengingatkan kembali meskipun Piala Presiden 2022 merupakan turnamen pramusim, regulasi di dalamnya masih di bawah PSSI sehingga masalah flare ini pun bisa dikenai sanksi jika dilanggar.
"Mereka harus sudah bersiap karena kalau tidak, sanksi tegas pasti akan menanti," tuturnya.
"Jadi, yang sekarang pasti ada sanksi di turnamen ini, masuk dalam regulasi Piala Presiden," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.