Santiago Bernabeu malam itu menjadi arena nyaman bagi Barcelona yang sangat sering merangkai operan tanpa putus. Jumlah operan sukses Barcelona di el clasico mencapai 621, cukup jauh dari catatan Real Madrid (471).
Statistik itu bisa menjadi indikator bahwa Barcelona besutan Xavi kembali piawai memainkan tiki-taka, filosofi sepak bola berbasis operan cepat yang diiringi pergerakan cair.
Baca juga: Kebangkitan Barcelona: Xavi, Balada 22 Operan Tiki-taka, dan DNA Barca
Namun, laga el clasico kontra Real Madrid juga menegaskan bahwa rencana taktik Xavi bukan hanya penguasaan bola dan tiki-taka.
Pasukan Xavi juga bisa memukul musuh via bola-bola mati dan situasi transisi via bola panjang.
Gol Ronald Araujo yang bersumber dari sepak pojok menjadi bukti. Fan Barcelona tentu masih ingat kala tim menumbangkan Atletico 4-2, Araujo juga bikin gol dalam sebuah situasi sepak bebas.
Kemenangan telak 4-0 atas Athletic Bilbao beberapa waktu lalu yang dibuka gol Aubameyang, juga bermula dari skema sepak pojok.
Sementara itu gol pamungkas Aubameyang ke gawang Real Madrid mewakili kelihaian Barcelona mempraktikkan serangan cepat melalui bola lambung.
Gol Aubameyang diinisiasi oleh operan jauh Gerard Pique dari jantung pertahanan Barcelona kepada Ferran Torres.
Kontrol prima dan sodoran apik Ferran Torres meloloskan Aubameyang yang sempat dinilai berada dalam posisi offside sebelum menggetarkan jala gawang Thibaut Courtois.
Ketika masih aktif bermain, Xavi memang merupakan nyawa dari filosofi tiki-taka Barcelona. Namun, saat sekarang duduk di kursi pelatih, Xavi berhasil menyuntikkan elemen berbeda dan membuat permainan Barca semakin kaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.