KOMPAS.com - Penyerang murni nomor 9 di era sepak bola modern seperti sekarang ini sudah mulai ditinggalkan.
Seorang pemain depan di era sepak bola modern harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan permainan yang sudah semakin dinamis.
Contohnya adalah penyerang asal Kroasia, Mario Mandzukic. Selama masih di Juventus, ia rela diturunkan menjadi pemain sayap.
Begitu pun, penyerang seperti Mario Goetze dan Timo Werner yang bisa beroperasi di antara lini.
Namun, penyerang nomor 9 sejati asal Italia, Luca Toni, berbeda.
Baca juga: Top Skor Bundesliga - Keran Gol Terhenti, Werner Gagal Salip Lewandowski
Sebagai pemain bernomor 9 murni, karakter bermain Toni memang sangat berbahaya bagi lawan-lawannya.
Meski tidak lincah seperti penyerang lainnya, ia memiliki dua kaki yang bisa mencetak gol, andal dalam duel udara, memiliki postur yang tinggi dan kuat, agresif dan bebahaya di area kotak penalti lawan.
Bahkan legenda Bayern Muenchen, Franz Beckenbauer mengungkapkan bahwa Luca Toni adalah jaminan pundi-pundi gol.
Oleh sebab itu, Bayern Muenchen tertarik untuk membawanya ke Allianz Arena dan akhirnya terealisasi pada transfer musim panas 2007.
Die Bayern - julukan Bayern Muenchen - mendatangkan Luca Toni dari Fiorentina karena penyerang tersebut seorang penyerang haus gol yang efektif di depan gawang.
Bersama Fiorentina, Luca Toni mencatatkan 99 penampilan dengan koleksi 57 gol dan 9 assists.
Selain itu, penyerang kebanggan Italia yang sempat dipanggil "Padron Toni" ini merupakan salah satu sosok berpengaruh terhadap panasnya aura kompetisi Serie A musim 2005/06.
Penampilannya bersama La Viola - julukan Fiorentina - menjadikannya top skorer Serie A di akhir musim dengan menyumbangkan 31 gol dan Fiorentna menempati peringkat 4 klasemen akhir Seri A, meski akhirnya dianulir akibat kasus Calciopoli.
Setelah bergabung dengan Bayern Muenchen, Luca Toni mencatatkan statistik mengesankan dengan raihan 38 gol dari 60 penampilan selama empat tahun di kubu Bavaria tersebut.
Baca juga: Duel Pemuncak Top Skor Bundesliga, Timo Werner Tantang Lewandowski
Sebelum Luca Toni memutuskan pensiun pada tahun 2016 lalu bersama Hellas Verona, media di Italia tanpa ragu menyebutnya sebagai "The Last Great Italian Centre Foward".
Selain itu, Luca Toni juga pernah meraih berbagai gelar individu, seperti sepatu emas Serie B (2003/04), dua sepatu emas Serie A 2005/06, 2014/15), satu Torjaegerkanone Bundesliga (2007/08), satu sepatu emas Piala UEFA (2007/08) dan satu sepatu emas Eropa (2005/06).
Lebih mengagumkannya lagi, sepatu emas Serie A yang kedua diperolehnya pada usia 38 tahun bersama Hellas Verona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.