Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatih Persib Berharap Segera Adanya Kejelasan Agenda Kompetisi 2020

Kompas.com - 19/12/2019, 17:40 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Penyelenggaraan Liga 1 2019 sudah memasuki fase akhir. Tinggal satu pekan lagi, kompetisi strata tertinggi sepak bola Indonesia itu akan berakhir.

PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator kompetisi, sudah mulai merancang jadwal penyelenggaraan Liga 1 musim depan.

Rencannya, Liga 1 2020 akan digelar pada awal Maret mendatang.

Kendati demikian, rencana tersebut masih tentatif. Artinya masih bisa berubah, tergantung dengan situasi dan kondisi.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, angkat bicara mengenai hal tersebut.

Menurut dia, pada fase akhir kompetisi, operator liga seharusnya sudah memastikan kapan waktu kompetisi musim depan akan dimulai.

"Normalnya di setiap negara di dunia, ketika liga sudah selesai maka klub sudah tahu kapan liga musim depan akan mulai," kata Robert.

Baca juga: Takumi Minamino Resmi Berseragam Liverpool per 1 Januari 2020

"Tetapi ini sudah memasuki pekan terakhir di kompetisi, dan belum ada kabar pasti kapan musim baru akan dimulai," sambung dia.

Robert mengatakan, ketidakpastian jadwal kompetisi untuk musim depan akan berimbas buruk pada persiapan tim menatap musim baru.

Pelatih asal Belanda itu mengaku kebingungan untuk merancang dan menyiapkan program persiapan timnya dalam masa pramusim, karena jadwal kompetisi yang belum jelas.

"Saya sebagai pelatih ingin merancang rencana dengan pemain soal kapan kami mulai melakukan pramusim, tetapi tidak ada yang tahu," ucap Robert.

Piala Presiden Kurang Efektif Menjadi Turnamen Pramusim

Lebih lanjut, Robert pun menyoroti soal rencana penyelenggaraan Piala Presiden 2020.

Penyelenggaraan turnamen Piala Presiden 2020 sejatinya masih menjadi tanda tanya.

Sejauh ini belum ada kabar pasti terkait jadi atau tidaknya turnamen pramusim itu digelar.

Akan tetapi, menurut rumor yang beredar, Piala Presiden akan tetap dilaksanakan pada medio Januari atau Februari 2020 mendatang.

"Saya juga mendengar ada rumor Piala Presiden akan digelar lagi, dan kompetisi digelar pada awal Maret," tutur dia.

Menurut Robert, kehadiran Piala Presiden sebagai turnamen pramusim sangat tidak efektif.

Dengan adanya Piala Presiden, klub akan memiliki waktu pramusim yang padat. Hal tersebut, dikatakan Robert, sangat tidak bagus bagi pemain dalam masa persiapan di kompetisi.

Selain itu, menurut Robert, Piala Presiden pun cenderung bersifat seperti kompetisi yang dimainkan pada pramusim. Hal tersebut karena kontestan dalam turnamen tersebut rata-rata merupakan kontestan Liga 1.

Menurut Robert, situasi tersebut justru akan membuat pemain tertekan karena tuntutan dan ekspektasi yang tinggi dari banyak pihak.

Para pemain seolah-olah dipaksa untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk memenangi pertandingan di pramusim.

Padahal, esensi dari pertandingan yang digelar pada masa pramusim adalah sebagai pematangan kesiapan pemain sebelum bertarung di kompetisi.

"Tidak ada kasus seperti ini di dunia yang menggelar kompetisi di masa pramusim. Dan jika Piala Presiden digelar dua pekan setelah liga musim ini usai, kapan pemain akan istirahat?" ujar Robert.

"Dan sulit untuk bermain di Piala Presiden, karena sifatnya seperti kompetisi pemain lebih dituntut untuk terus menang dan tidak ada waktu bagi mereka untuk istirahat ketika kompetisi sesungguhnya digelar," sambung dia.

Robert menyarankan agar Piala Presiden bisa tetap digelar namun dengan tujuan pembinaan. Artinya, Piala Presiden dijadikan turnamen atau kompetisi yang ditujukkan kepada pemain-pemain U-23.

"Menurut saya, sebaiknya Piala Presiden digunakan sebagai ajang mengembangkan pemain-pemain U-23 atau seperti Piala FA di Inggris," kata Robert.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com