Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diremehkan Sepanjang Musim, Maurizio Sarri Akan Buat Chelsea Menyesal

Kompas.com - 01/06/2019, 06:32 WIB
Firzie A. Idris,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa depan pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, bisa jadi ditentukan akhir pekan ini setelah agen sang pelatih, Fali Ramadani, terbang ke London untuk berbicara dengan petinggi klub pada kamis (30/5/2019).

Sarri lalu dikabarkan bakal terbang ke Italia untuk berbicara dengan Juventus pada akhir pekan.

Maurizio Sarri baru saja melewati musim nan impresif bersama Chelsea.

Pelatih berusia 60 tahun itu finis di peringkat ketiga di Liga Inggris, mencapai final Piala Liga, dan menutup musim debutnya dengan mengangkat trofi Liga Europa setelah menang 4-1 atas rival sekota, Arsenal.

Semua prestasi tersebut dia torehkan dengan catatan perjalanan yang sangat berwarna dan tak memihak sang pelatih. 

Sepanjang musim, banyak fans Chelsea yang meragukan strategi bermainnya atau "Sarriball".

Baca Juga: Jadi Pelatih Inter Milan, Antonio Conte Diminta Dicoret dari Sejarah Juventus

Pembelian kuncinya musim ini, Jorginho, dikritik sebagai seorang pemain yang tak bisa menyumbang gol atau pun assist.

Otoritasnya dipertanyakan, terutama setelah insiden di final Piala Liga kala kiper Kepa Arrizabalaga menolak ditarik keluar jelang adu penalti.

Jelang final Liga Europa di Baku pun, ia harus berkutat dengan pemberitaan intens yang mengaitkan mantan legenda klub dan manajer Derby County sekarang, Frank Lampard, untuk mengambil alih posisinya di Chelsea.

Media Inggris juga tampak melakukan framing sang pelatih dengan buruk kala BT Sports mengedit video Sarri keluar dari latihan H-1 laga final Liga Europa dengan marah-marah setelah Gonzalo Higuain terlihat bertengkar dengan David Luiz.

Padahal, kenyataannya adalah Sarri marah karena ia tak bisa melakoni latihan set piece setelah sesi latihan yang tadinya dijanjikan bakal berlangsung terbuka hanya untuk 15 menit pertama ternyata bergulir di bawah tatapan penonton sampai akhir.

Walau banyak pihak eksternal yang meragukan kapabilitasnya, Sarri menjalin hubungan baik dengan para pemain.

Ia juga berhasil mengintegrasikan tim barunya dengan filosofi yang ia pegah teguh. Hal yang tak mudah mengingat betapa kuatnya player power di ruang ganti Chelsea.

Suara paling vokal yang memihak Sarri muncul dari bintang utama tim, Eden Hazard,pada medio April 2019.

"Mudah bagi kami untuk membangun pengertian," tutur Hazard kepada BBC.

"Secara statistik, sekarang adalah musim terbaik saya dan saya ingin mengutarakan bahwa hal itu bisa terwujud karena Sarri berpikir sama dengan saya soal sepak bola. Cara ia ingin Chelsea main, sama dengan apa yang saya inginkan," ujarnya lagi.

Hazard akhirnya menyelesaikan musim dengan catatan brilian 21 gol dan 17 assist di semua kompetisi.

Baca Juga: Banyak Dipuji Seusai Piala Sudirman 2019, Ong/Teo Tetap Rendah Hati

David Luiz, bek bengal yang dikatakan memegang kendali besar di ruang ganti, juga melempar pujian kepada sang pelatih.

"Ia adalah sosok hebat, pria hebat, manajer hebat, dan kami menyelesaikan musim dengan cara terbaik untuknya karena kami memenangi trofi dengan cara bermain yang ia inginkan," tutur bek asal Brasil tersebut.

"Kami punya koneksi dengan sang pelatih, mungkin itu sebabnya ia mencintai grup pemain ini," lanjut Luiz.

Salah satu hal yang Sarri lakukan demi menjaga keharmonisan tim adalah tidak memperpanjang isu dengan Kepa setelah final Piala Liga.

Ia hanya membangku cadangkan kiper termahal dunia itu pada laga Chelsea berikutnya, kontra Tottenham, sebelum memainkan sang kiper lagi setelah itu.

Baca Juga: Australian Open 2019 - Indonesia Miliki 8 Wakil Berstatus Unggulan

"Senang sekali melihat Chelsea juara bersama Sarri. Ia layak menjadi kampiun, pemain-pemainnnya hebat, padahal mereka secara umum memiliki komitmen kecil kepada tim," tutur pelatih legendaris Italia, Arrigo Sacchi kepada Corriere dello Sport.

Alhasil, kerugian akan dirasakan oleh Chelsea apabila benar mantan pegawai bank ini sampai menggantikan Massimiliano Allegri di Juventus. Apalagi, Chelsea harus mengarungi dua jendela transfer ke depan tanpa mendaftarkan pemain baru karena terkena larangan dari FIFA.

Marina Granovskaia, tangan kanan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, yang menjadi direktur klub dikatakan menjadi pihak yang paling punya kendali dalam menentukan masa depan sang pelatih.

Bagi para petinggi Chelsea, melepas pelatih setelah memenangi trofi bukan lagi hal yang aneh atau pun di luar kebiasaan.

Chelsea telah punya sembilan pelatih permanen dan interim dalam 10 tahun terakhir.

Baca Juga: Ada Dua Hal yang Bikin Final Liga Europa 2019 Sangat Buruk

Jika merunut mundur sepanjang era Roman Abramovich, Chelsea telah menghabiskan lebih dari 90 juta pounds untuk memberi kompensasi kepada pelatih-pelatih yang mereka pecat.

Kali ini Chelsea akan mendapat kompensasi jika melepas Sarri. Daily Mail melaporkan kalau Juventus siap membayar lima juta pounds kepada Chelsea demi melepas Sarri.

Pembicaraan tingkat tinggi pun dilaporkan berlangsung di Baku jelang final liga Europa antara presiden Juve, Andrea Agnelli, dan chairman Chelsea, Bruce Buck.

Akan tetapi, halangan bagi Maurizio Sarri pindah ke Turin tampak mencuat.

Media Italia mengabarkan kalau Juventus masih melihat Maurizio Sarri sebagai opsi B sementara mereka melirik perkembangan masa depan Pep Guardiola atau Mauricio Pochettino.

Maurizio Sarri terkenal sebagai pelatih yang enggan berlama-lama di sebuah klub.

Menurut data dari Transfermarkt, ia hanya menghabiskan rata-rata 1,2 tahun di setiap klub sejak menangani AC Sansovino di kasta keenam sepak bola Italia pada Juli 2000.

Sarri paling lama menghabiskan waktu di Napoli, tim yang ia latih selama 148 laga dari 2015 sampai 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com