SURABAYA, KOMPAS.com - Pelatih Madura United, Dejan Antonic, diusir wasit keluar lapangan pada menit ke-80.
Penyebabnya, mantan pelatih Borneo FC itu melakukan protes keras kepada hakim garis.
Ia mempertanyakan handsball Osvaldo Haay kepada asisten wasit I Beni Andriko yang terjadi di muka gawang Madura United.
Wasit dinilai membiarkan adanya handsball tersebut. Dejan keluar dari batas garis dan langsung mendekati asisten wasit untuk melancarkan protesnya.
Protes dilakukan Dejan karena dia kecewa dengan keputusan wasit.
Baca juga: Djadjang Ingin Persebaya Menikmati Kemenangan atas Madura United
"Semua normal pada awalnya. Namun, menit ke-80, saya kecewa sekali dengan keputusan hakim garis. Saya datangi dia dan bilang, 'bagaimana bisa seratus orang lihat handsball cuma kamu yang tidak bisa lihat?'" kata Dejan seusai pertandingan.
Namun, setelah itu, dia mengaku meminta maaf kepada hakim garis. Meski handsball itu dibiarkan, Osvaldo Haay gagal menendang bola mengenai sasaran.
"Jangan seperti itu (handsball dibiarkan) karena ini membuat Persebaya memiliki kesempatan mencetak gol kedua," katanya.
Kritik dan protes yang ia lakukan, kata Dejan, semata-mata hanya untuk menjadikan sepak bola Indonesia lebih baik lagi.
Ia tidak ingin ada pertandingan menjadi tidak sportif dan tidak profesional hanya karena keputusan wasit tidak fair atau terkesan memihak.
Ia mengaku salah karena mendatangi hakim garis dan melakukan protes keras.
Baca juga: Persebaya Vs Madura United, Djanur Sempat Pesimistis Bisa Menang
"Namun, mau sampai kapan kita akan tutup mata, sampai kapan?" kata Dejan.
Dejan juga menyinggung keputusan wasit yang dinilai kurang fair saat memimpin laga Persebaya melawan Tira Persikabo di babak delapan besar Piala Presiden 2019.
Kericuhan yang terjadi di akhir pertandingan itu, kata Dejan, tidak terlepas dari keputusan wasit yang kontroversial.
Imbasnya, para pemain dan ofisial Tira-Persikabo sempat menyerang wasit seusai pertandingan.
"Ini tidak benar untuk sepak bola Indonesia. Mau rusak seperti kemarin (Tira-Persikabo). Kita harus profesional, itu lebih bagus," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.