JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemain sepak bola usia muda merupakan cikal bakal pemain masa depan tim nasional senior.
Tak heran, negara-negara yang kuat kultur sepak bolanya sangat fokus pada pembinaan pemain usia muda, salah satunya melalui kompetisi.
Namun, hal yang sama disebut belum terjadi di Indonesia. Hal itulah yang diungkapkan pelatih timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini, saat kunjungannya ke kantor Redaksi Tabloid Bola, Palmerah, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Fakhri mengaku sempat datang ke salah satu provinsi dan berbincang dengan pelaku sepak bola yang ada di sana. Dari informasi yang ia peroleh, turnamen pemain usia muda hanya marak jelang pelaksaanan pemilihan kepala daerah (pilkada).
Baca juga: Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Adalah Kunci
"Kompetisinya ada setiap empat tahun sekali. Awalnya, saya mengira mau mengikuti waktu Piala Dunia, tetapi ternyata buat pilkada. Jadi, kalau sudah mau pilkada, baru ada kompetisi," ucap Fakhri.
Fakhri meminta Edy agar dapat mendesak Asprov-Asprov supaya dapat menggelar kompetisi usia muda secara rutin.
Menurut Fakhri, jika kompetisi di tiap provinsi diikuti minimal 10 klub saja, di mana masing-masing klub diisi minimal 15 pemain, akan ada 150 pemain yang ada di provinsi tersebut.
Jika dikalikan 34 provinsi, ada potensi Indonesia akan memiliki pasokan pemain muda berkualitas yang berlimpah untuk kebutuhan tim nasional.
Baca juga: Penting, Kualitas Pemain dan Pelatih pada Pembinaan Sepak Bola Usia Muda
"Kalau ada 150 pemain di provinsi itu, kalikan saja dengan 34 provinsi. Masa nyari 40-50 pemain bagus saja tidak dapat. Tiap provinsi ada minimal dua saja sudah bagus," ujar mantan kapten timnas Indonesia ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.