KOMPAS.com - Skor imbang tanpa gol saat menjamu Bali United pada leg pertama semifinal Piala Presiden 2018, Minggu (11/2/2018), membuat Sriwijaya FC memikirkan opsi rotasi tim pada pertemuan kedua. Laskar Wong Kito akan menyambangi markas Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Selasa (13/2).
Pada leg pertama, Sriwijaya FC tampil sangat dominan dan memiliki banyak peluang. Perusahaan pengelola data statistik, Labbola, bahkan mencatat Sriwijaya FC melepas 24 tembakan, di mana 3 di antaranya tepat mengarah ke gawang lawan.
Namun, tim asal Palembang, Sumatra Selatan, tersebut tidak berhasil menjebol gawang Bali United, yang dikawal oleh Wawan Hendrawan. Dimotori oleh Ahn Byung-keon dan Demerson lini pertahanan Bali United berhasil menahan serangan demi serangan yang dibangun tim tuan rumah lewat aksi Makan Konate, Alberto Goncalves dan Manuchekhr Dzhalilov.
Strategi bertahan yang dipertontonkan Bali United ini ternyata memang sudah disiapkan sejak awal pertandingan oleh pelatih Hans Peter-Schaller untuk bisa meredam agresivitas anak asuhan Rahmad Darmawan. Adapun bagi Sriwijaya FC, kegagalan memenangi laga tersebut tak lepas dari faktor dewi fortuna.
(Baca Juga: Duet Bek Tengah Dadakan Barcelona, Pergeseran Lucas Digne dan Debut Yerry Mina)
Agar hal serupa tak terulang pada leg kedua di Bali, Sriwijaya FC dianggap perlu mengubah strategi untuk bisa membongkar pertahanan Serdadu Tridatu.
"Kami hanya kurang beruntung saja menghadapi Bali United sehingga menghadapi putaran kedua nanti akan ada perubahan stategi dengan melakukan rotasi sebagian pemain, maaf belum bisa saya sebutkan sekarang," ujar pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, kepada BolaSport.com.
Walau demikian, pelatih yang akrab disapa RD ini tetap memberikan pujian pada anak asuhnya. Menurutnya, dari lima penampilan pada Piala Presiden 2018, laga melawan Bali United merupakan yang terbaik. RD melihat timnya mampu memberikan pressing sehingga lawan nyaris tidak mampu mengancam gawang Teja Paku Alam.
Pelatih asal Metro Lampung ini pun sudah tidak kaget ketika Bali United memainkan pola bertahan.
"Secara umum saya berikan apresiasi kepada anak-anak karena telah bekerja keras dalam bermain, hanya karena selalu tergesa-gesa maka anak-anak tidak bisa mengatur tempo permainan," ungkap RD.
Dia mengakui bahwa pada leg kedua, timnya harus berlari lebih kencang lagi untuk menghadapi pola permainan Bali United.
"Kami akan melakukan perubahan stategi, tetapi tentunya kami siapkan untuk mengantisipasi pola permainan mereka,” tutur mantan pelatih T -Team Malaysia ini. (Noverta Salyadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.