Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Timnas di Piala AFF dan Momentum Benahi Kompetisi

Kompas.com - 18/12/2016, 14:41 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Kegagalan Indonesia meraih trofi Piala AFF Suzuki 2016 setelah kalah 0-2 dari Thailand pada laga kedua final, Sabtu (17/12/2016), bukan akhir perjalanan Tim Garuda. Sebaliknya, itu bisa menjadi pelecut dan batu loncatan meraih prestasi ke depan asal didukung pembinaan berkesinambungan.

Meski tampil dengan daya juang maksimal pada laga kedua final di Stadion Rajamangala, tim nasional Indonesia belum mampu mematahkan dominasi Thailand dan mewujudkan mimpi rakyat  Indonesia menggenggam trofi  supremasi sepak bola Asia Tenggara itu. Indonesia takluk dengan agregat gol 3-2 pada laga puncak Piala AFF Suzuki 2016.

Dua gol kemenangan Thailand diborong penyerang Siroch Chatthong pada menit ke-37 dan menit ke-47.

Thailand berpeluang menambah gol saat Indonesia dihukum tendangan penalti pada menit ke-81. Namun, eksekusi oleh kapten dan penyerang Teerasil Dangda digagalkan kiper Kurnia Meiga.

Kompas TV Dua Gol Siroch Chatthong Menangkan Thailand


 

Meski gagal mencetak gol pada laga pamungkas, Teerasil tetap pencetak gol terbanyak dengan enam gol.

Walau kalah dan gagal menjadi juara, Indonesia tetap diapresiasi oleh hampir 50.000 penonton di Rajamangala.

Seperti dilaporkan wartawan Kompas, Ambrosius Harto, dari Bangkok, pendukung Thailand mengelu-elukan Indonesia saat kapten Boaz Solossa dan kawan-kawan menerima medali dan berjalan untuk menyapa pendukung Indonesia di tribune W2.

Pendukung Thailand juga mengelu-elukan suporter Indonesia dengan teriakan dan tepuk tangan menyemangati. Meski, laga itu ternoda tindakan kurang sportif bek Abduh Lestaluhu sehingga diusir dari lapangan di pengujung laga.

ANJU CHRISTIAN/KOMPAS.com Suasana Stadion Rajamangala antara Thailand dan Indonesia jelang final kedua Piala AFF 2016, Sabtu (17/12/2016).

Pelatih Indonesia Alfred Riedl mengakui Thailand tim terbaik dan lebih segalanya dari Indonesia. Bagi Riedl, sulit menjadi juara dalam kondisi tak ideal, yakni baru keluar dari sanksi FIFA, kompetisi resmi mati, waktu mepet membentuk tim, dan tidak leluasa akibat klub cuma mau menyumbang maksimal dua pemain.

Lawan di final adalah Thailand yang bermain dalam level lebih tinggi, persiapan amat matang, lebih kuat dalam teknik, stamina, dan postur tubuh.

”Kami tidak bisa memenetrasi jantung pertahanan mereka dan menciptakan gol,” katanya dalam jumpa pers seusai laga.

ANJU CHRISTIAN/KOMPAS.com Pelatih tim nasional Indonesia , Alfred Riedl, berbincang dengan pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, dalam jumpa pers jelang final kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Jumat (16/12/2016).

Tetap diapresiasi

Apresiasi tetap mengalir untuk tim Garuda yang telah melampaui ekspektasi publik dengan lolos ke final.

”Kami kecewa. Namun, kiprah timnas mengesankan. Dalam situasi yang tak ideal di mana kompetisi terhenti, kita dibekukan (FIFA), dan pemain untuk timnas hanya dibatasi dua (per klub), kita bisa ke final. Pemain menunjukkan semangat luar biasa. Semoga ini bisa berlanjut,” ujar Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro di Jakarta, Sabtu malam.

Ponaryo Astaman, mantan kapten tim nasional Indonesia yang juga Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), meminta para yuniornya tidak berkecil hati atas kekalahan di Thailand.

”Itu menunjukkan tidak ada prestasi diraih dengan cara instan. (Sepak bola) Thailand bisa seperti sekarang ini karena sistem pembinaan mereka konsisten dan berkesinambungan. Itu yang harus mulai dilakukan di Indonesia. Jadikan ini batu loncatan, momentum perbaikan menuju prestasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, sepak bola bukanlah semata soal laga 2 x 45 menit. Menurut Ponaryo, banyak faktor di luar laga yang justru sangat berpengaruh terhadap hasil pertandingan atau prestasi timnas. Ia mencontohkan perlunya kompetisi berkualitas yang bisa berjalan teratur serta pembinaan pemain berjenjang sejak usia dini, yaitu delapan tahun.

”Harus ada desain besar bagaimana menyatukan kualitas sepak bola sejak usia delapan tahun hingga level senior. Tidak boleh ada perbedaan. Seperti di Thailand, apa pun generasinya, siapa yang bermain, mereka bisa berprestasi karena konsistensi itu. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah besar federasi (PSSI),” tutur Ponaryo.

 Sejak usia dini

Setali tiga uang, Indra Sjafri, pelatih yang membawa ”Garuda Muda” atau timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013, juga menekankan pentingnya pembinaan pesepak bola berkelanjutan sejak usia dini.

”Janganlah hanya terfokus kepada timnas senior. Justru masa depan (sepak bola Indonesia) ada pada pemain muda,” tuturnya.

Dengan pembinaan usia muda yang berkualitas, diharapkan bisa menumbuhkan level kompetitif di tubuh tim Garuda sendiri. PSSI pun harus mampu memfasilitasi tumbuh berkembangnya bibit-bibit berbakat Tanah Air.

”Jadi, para (pemain) senior yang ada saat ini tidak bisa stagnan. Mereka harus terus memacu diri karena sewaktu-waktu bisa digusur adik-adiknya. Perhatian pada usia muda ini, kan, baru muncul setelah kesuksesan timnas U-19 (di 2013),” papar Ponaryo Astaman.

Presiden Joko Widodo mendukung penuh perjuangan pemain tim nasional Indonesia, Sabtu (malam. Saat pertandingan, Presiden bersama keluarganya ikut menyaksikan pertandingan kedua final di Istana Merdeka Jakarta. Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla nonton bareng bersama wartawan di kediaman dinasnya di Jalan Diponegoro.

Seusai final, Presiden menyemangati via akun Twitter-nya. ”Jangan patah arang. Ambil pelajaran atas kekalahan Timnas Indonesia, tetaplah semangat,” demikian cuitan Presiden Joko Widodo.

Dukungan juga mengalir dari kalangan TNI. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Muhammad Sabrar Fadhilah menambahkan, untuk mendukung tim nasional berlaga di Bangkok, TNI memberangkatkan keluarga pemain. Selain keluarga kapten tim Boaz Solossa dari Jayapura ke Jakarta, juga keluarga pemain lainnya menuju Bangkok, Jumat (16/12).

 

Versi cetak artikel ini terbit di Harian KOMPAS edisi 18 Juli 2016 pada halaman pertama dengan judul "Momentum Benahi Kompetisi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng 'Comeback' Los Blancos

Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng "Comeback" Los Blancos

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Indonesia Vs Guinea, STY Mau Berjuang di Tengah Kondisi Tak Sempurna

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Hasil Drawing ASEAN Club Championship 2024-2025, Borneo FC di Grup Neraka

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com