KOMPAS.com - Tim nasional (timnas) Indonesia bukanlah lawan asing untuk pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang. Dia memiliki pengalaman melawan Tim Garuda baik sebagai pemain maupun pelatih.
Kiatisuk menjadi anggota skuad Thailand ketika menjuarai Piala AFF 2000 dan 2002. Dalam dua edisi tersebut, Thailand menaklukkan Indonesia di final.
Terselip sedikit memori negatif buat Kiatisuk pada final 2002. Saat itu, final harus ditentukan melalui adu penalti.
Sebagai eksekutor pertama, Kiatisuk melepaskan tembakan melenceng dari gawang. Dia sekaligus meneruskan catatan tidak pernah membobol jala Indonesia di Piala AFF.
Untung buat Thailand, empat penendang selanjutnya mampu menyarangkan bola ke gawang. Sebaliknya, dua eksekutor Indonesia, Sugiantoro dan Firmansyah, gagal menunaikan tugasnya.
Alhasil, Kiatisuk masih bisa tersenyum karena Thailand menang 4-2 di babak adu penalti.
Kurniawan
Perihal Indonesia, Kiatisuk juga memiliki rivalitas dengan Kurniawan Dwi Yulianto. Keduanya dikenal sebagai striker subur di Asia Tenggara pada masanya.
Daftar pencetak gol terbanyak Piala AFF bisa menjadi tolok ukur. Selama berkarier, Kurniawan mencetak 13 gol di ajang ini, sedangkan Kiatisuk 12 gol.
Saat ditemui wartawan-wartawan Indonesia di Hotel Marco Polo Ortigas, Manila, 18 November 2016, Kiatisuk sempat sedikit mengulas sosok Kurniawan.
"Kurniawan adalah teman baik. Ada memori indah dengan dia. Kami bertarung di lapangan, tetapi berteman baik di luar," ucap Kiatisuk.
"Kami juga sama-sama bertujuan memajukan sepak bola Asia Tenggara," tutur sosok yang dijuluki Zico itu.
Janji
Kiatisuk mempertahankan statusnya sebagai penakluk Indonesia ketika berganti peran menjadi pelatih. Pengalaman pertamanya terjadi pada Piala AFF 2016.
Thailand menang 4-2 atas Indonesia pada partai pertama Grup A di Philippines Sports Stadium, Bocaue, 19 November 2016.
Hasil itu sempat menyulitkan Indonesia untuk lolos ke fase gugur. Pada laga terakhir, Indonesia wajib menang sambil berharap Thailand mengalahkan Filipina.
Menjelang partai krusial tersebut, Kompas.com sempat mengajukan pertanyaan berbunyi, "Coach Alfred Riedl menyatakan bahwa ini bisa menjadi jumpa pers terakhirnya di turnamen. Anda masih berharap bertemu dengan dia pada sesi jumpa pers berikutnya?"
Kiatisuk cuma tersenyum dan menjawab, "Saya berharap bisa."
Pria yang sempat menjalani profesi sebagai polisi itu, memenuhi kata-katanya. Anak-anak asuh Kiatisuk menang 1-0 atas Filipina sehingga Indonesia bisa melaju ke semifinal berkat kemenangan atas Singapura.
Pemenuhan janji Kiatisuk dipertegas dengan kemenangan agregat 6-0 atas Myanmar di semifinal. Dengan begitu, Thailand menyusul Indonesia yang lebih dahulu mengunci tempat di partai puncak.
Dua laga final melawan Indonesia akan menjadi pengalaman kedua dan ketiga buat Kiatisuk sebagai pelatih. Apakah dia kembali melanjutkan statusnya sebagai penakluk?
Semoga tidak ...