KOMPAS.com — Manajer Liverpool, Juergen Klopp, menaruh hormat kepada para legenda Liverpool. Dengan penuh harap, ia ingin mengambil pelajaran atau pengalaman dari manajer masa lalu The Reds, julukan Liverpool.
Selain itu, dengan harapan sama, dia mencoba tetap waspada demi periode yang berkelanjutan dan kesuksesan untuk klub. Itulah harapan dan impian Klopp yang paling dekat ini.
Klopp (49) ditunjuk pada bulan Oktober 2015 dan memimpin The Reds finis di posisi kedelapan Premier League serta mencapai final Piala Liga dan Liga Europa pada musim lalu.
Pelatih asal Jerman ini ingin meniru keberhasilan pelatih legendaris Liverpool, seperti Bill Shankly dan Bob Paisley.
"Kadang-kadang, Anda bisa menggunakan pengalaman orang lain," kata Klopp kepada BBC.
"Saya tidak tinggal di masa lalu, tetapi ada alasan mengapa kita ada di sini, yakni karena 'ayah dan 'kakek' kami," ujarnya merujuk manajer legendaris The Reds.
"Hidup ini begitu cepat. Apa yang membentuk Anda dalam lomba adalah pengalaman," kata mantan pelatih Borussia Dortmund itu.
1973. Liverpool manager Bill Shankly with the UEFA Cup pic.twitter.com/iY2PwzHsSW
— The League Magazine (@Theleaguemag) 12 Agustus 2016
Klopp berbicara kepada presenter dan mantan pemain Everton, Tottenham, dan striker Leicester City, Gary Lineker, dalam sebuah wawancara untuk The Premier League Show, sebuah program majalah mingguan yang mengudara untuk pertama kalinya di BBC Two, Kamis (25/8/2016).
Legenda Liverpool, Shankly, memenangi Divisi Pertama (Liga Utama) tiga kali, Piala FA dua kali, dan Piala UEFA sekali sambil mengelola Liverpool antara tahun 1959 dan 1974.
Sementara itu, Bob Paisley memenangi tiga Piala Eropa, enam gelar Divisi Pertama, Piala UEFA, dan tiga Piala Liga antara tahun 1976-1983.
LIVE: New Anfield tributes to both Bob Paisley and the 96 #LFChttps://t.co/s2vA5QIJXI pic.twitter.com/wZHAlPOw8B
— Liverpool FC News (@LivEchoLFC) 17 Agustus 2016
Klopp menandatangani kontrak baru pada bulan Juli yang akan membuatnya tetap di Anfield sampai tahun 2022. Liverpool memulai musim dengan kemenangan 4-3 atas Arsenal, tetapi kalah 0-2 dari Burnley, Sabtu (20/8/2016).
"Saya ingin merayakan sesuatu setiap musim selama enam tahun ke depan," katanya.
"Bukan hal yang kecil, benar-benar merayakan sesuatu. 'Mengemudi di bus besar' melalui Liverpool itu akan menyenangkan," ujarnya.
"Saya sudah mengatakan itu sebelumnya, tetapi tidak penting apa yang orang pikirkan ketika Anda datang. Hal penting ialah apa yang mereka pikirkan ketika Anda meninggalkan. Itu adalah ketika Anda perlu dihakimi," kata Klopp.
Gairah fans
Klopp pindah ke Liverpool setelah tujuh tahun di Borussia Dortmund.
Klub Jerman yang terkenal dengan "Dinding Kuning" itu berdiri dengan 80.000 penggemar. Mereka menciptakan salah satu atmosfer yang paling menakutkan dan mengesankan di dunia sepak bola.
Namun, Klopp mengatakan, suasana yang dihasilkan saat comeback dramatis Liverpool di Anfield ketika melawan Dortmund di perempat final Liga Europa pada bulan April musim lalu tak pernah ia alami sebelumnya.
"Ketika saya berada di Mainz, ada 20.000 orang 'gila'," katanya. "Lalu, saya pergi ke Dortmund dan Anda akan mendapatkan 80.000 orang. Tidak terlalu buruk, tetapi kemudian setengah jam terakhir melawan Dortmund adalah yang terbaik yang pernah saya miliki. Saya merasa tidak ada yang bisa menghentikan kami," ujar Klopp.
Dalam wawancara itu, Klopp juga memberikan wawasan soal filosofi manajerial.
Klopp mengatakan, tujuan nomor satu sebagai seorang manajer adalah untuk menggairahkan fans.
"Memiliki permainan mengesankan berturut-turut ialah target pertama saya," katanya.
"Orang-orang tidak mampu menunggu pertandingan berikutnya, itulah sepak bola yang seharusnya. Jika dapat sering melakukan hal ini, Anda akan berhasil," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.