JAKARTA, KOMPAS.com - Pertandingan antara Persija Jakarta kontra Sriwijaya FC di Gelora Bung Karno, Jumat (24/6/2016), harus terhenti pada pengujung babak kedua. Pada saat itu Sriwijaya dapat sementara unggul atas Persija Jakarta dengan skor 1-0.
Kemenangan Sriwijaya ditunda lantaran laga itu harus dihentikan pada menit ke-77 akibat adanya bentrok antara suporter dan pihak keamanan.
Seperti dilansir dari Tribunnews, wasit memutuskan untuk menghentikan laga pekan kedelapan TSC ini lantaran terjadi insiden kerusuhan.
Bentrok antara penonton dan aparat terjadi jelang akhir pertandingan. Sejumlah suporter berupaya untuk masuk ke lapangan dengan menjebol pintu pembatas.
Saat pertandingan dihentikan, tim tamu sedang unggul 1-0 berkat gol Hilton Moreira melalui tendangan bebas pada menit ke-65.
Sebenarnya, Persija punya kesempatan unggul terlebih dahulu pada menit ke-56 melalui titik penalti.
Penalti diberikan lantaran pelanggaran Fachruddin kepada Ade Jantra. Fachruddin pun mendapatkan kartu kuning kedua dan Persija mendapat penalti.
Akan tetapi, tendangan Bambang Pamungkas bisa diantisipasi kiper Teja Paku Alam.
Beberapa menit sebelum terjadi penalti itu, pertandingan juga sempat terhenti. Hal ini akibat nyala cerawat dan bom asap dari suporter.
Pertandingan dihentikan #PersijaDay #UpdateJO
— IG : JakOnline01 (@JakOnline) June 24, 2016
Pertandingan benar-benar terhenti pada menit ke-77. Kericuhan suporter yang mencoba merangsek masuk lapangan sehingga menimbulkan bentrokan dengan pihak keamanan membuat pertandingan terhenti.
Ketika ditemui awak media di sela-sela kericuhan, Ketua The Jakmania - kelompok suporter Persija, Richard Achmad, berserta jajaran pengurus lainnya tengah berupaya mengendalikan seluruh anggotanya yang masih berada di sekitar stadion.
"Waktu kejadian, saya dan beberapa pengurus justru tengah menyisir beberapa the Jak yang tak memiliki KTA agar kericuhan tak meluas. Tiba-tiba situasi semakin tak terkendalikan," ujar Richard seperti dilansir dari Juara.net.
"Sejauh ini, kami belum tahu berapa jumlah korban dari anggota kami. Ini kami masih berupaya agar teman-teman bisa pulang dengan aman dan tertib," sambung Richard.
Sementara itu, beberapa The Jakmania yang menjadi korban gas air mata masih mendapat perawatan di bawah tribune stadion.
Upaya untuk membawa beberapa korban ke rumah sakit juga agak terkendala dengan kondisi di luar stadion yang belum kondusif.
"Kami juga menyesali kericuhan ini. Apalagi, ini juga diluar kendali kami. Yang pasti, teman-teman yang jadi korban akan segera kami bawa ke rumah sakit dan didata begitu kondisi diluar stadion sudah steril," tutur Richard.
Ia juga menyayangkan kericuhan ini terjadi. Pasalnya, laga ini merupakan laga terakhir Persija bermarkas di SUGBK karena stadion sarat sejarah tersebut bakal direnovasi sebagai bagian dari persiapa tuan rumah Asian Games 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.