Diklaim Ranieri, salah satu pengikutnya adalah pelatih Bayern Muenchen, Josep Guardiola. Bayern era Guardiola tak melulu menggunakan skema empat pemain belakang. Enam dari total 16 partai Bundesliga musim ini dilakoni The Bavarians dengan formasi tiga bek.
"Saat melawan tim asuhan Guardiola, Anda tak akan mengetahui apakah akan menghadapi tiga, empat, atau lima pemain belakang. Anda pun tak bisa mengatakan kepada pemain Anda, 'Mereka bisa bermain dengan cara A atau B.' Anda tak pernah mengetahuinya," tutur Ranieri.
Tak cuma mengubah formasi, Guardiola mengutak-atik susunan tim inti. Apabila ditelaah, tak satu pun pemain non-kiper Bayern diturunkan sebagai starter pada 16 partai Bundesliga musim ini.
Ada banyak Tinkerman di tim-tim besar Premier League. Tengok saja kebijakan Louis van Gaal di Manchester United, Manuel Pellegrini di Manchester City, atau Jose Mourinho di Chelsea.
Di Manchester United, hanya Juan Mata yang selalu tampil sebagai starter pada partai liga. Sementara itu, tak satu pun pemain Chelsea atau Manchester City membukukan kontinuitas serupa Mata.
Khusus untuk Chelsea, Jose Mourinho melakukan bongkar pasang untuk mencari performa terbaik tim yang tak kunjung datang. Dia sempat mencadangkan bintang semacam John Terry, Eden Hazard, atau Diego Costa karena dianggap mengalami grafik menurun.
Tinggalkan cara lama
Sebaliknya dengan Ranieri. Dia berbeda dengan dirinya 12 tahun lalu. Bersama Leicester City yang hanya berkiprah di kompetisi domestik, Ranieri tak harus memutar otak untuk menjalani jadwal padat.
Alhasil, Ranieri tergolong jarang mengutak-atik susunan pemain. Ada lima pemain yang selalu menjadi starter pada 16 partai Premier League, yaitu Kasper Schmeichel, Wes Morgan, Robert Huth, Danny Drinkwater, dan Jamie Vardy.
Catatan tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan kontestan Premier League lainnya. Hanya Watford yang mampu menyamai jumlah tersebut.
Bukan tanpa alasan. Performa puncak pemain semacam Vardy atau Mahrez terlalu sayang untuk dilewatkan.
Vardy sudah mencetak 15 gol di Premier League atau setara dengan total lesakan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di La Liga. Adapun Riyad Mahrez terlibat dalam 18 gol Leicester musim ini.
Terakhir, gol Vardy dan Mahrez membawa Leicester menang atas Chelsea, Senin (!4/12/2015). Kemenangan ini mengokohkan Leicester di puncak klasemen dengan koleksi 35 poin dari 16 pertandingan.
"Kami harus melanjutkan kerja keras karena saya tak mau terbangun dari mimpi. Saya ingin terus bermimpi dengan suporter kami," ucap Ranieri.
Ranieri memang tengah merajut mimpi. Belum ada gelar juara liga di curriculum vitae pelatih kelahiran Roma ini. Prestasi terbaiknya hanyalah menjuarai ajang selevel Piala Liga atau Piala Super.
Andai susunan klasemen bertahan hingga akhir musim, Ranieri tak cuma merealisasikan mimpi. Dia sekaligus menghapus predikat atau sindiran Tinkerman yang melekat dalam dirinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.