LONDON, KOMPAS.com - Manajer Chelsea, Jose Mourinho, coba mendeskripsikan taktik bertahan melalui pekerjaan sopir bus. Mourinho mengatakan, strategi bertahan tidak mudah untuk diterapkan.
Mourinho memang identik dengan frase "parkir bus". Ia pertama kali menyebut istilah tersebut setelah Chelsea bermain imbang 0-0 kontra Tottenham Hotsur asuhan Martin Jol pada 2004.
Akan tetapi, Mourinho kerap memeragakan taktik serupa. Laga antara Chelsea dan Manchester United pada April 2015 bisa jadi contoh. The Blues hanya mencatat 28 persen penguasaan bola dan melepaskan satu tembakan ke arah gawang.
"Pertama-tama, saya menaruh respek besar kepada para sopir bus," ungkap Mourinho. "Untuk memarkir bus, Anda perlu pertolongan. Tanpa pertolongan, Anda akan menabrakkan bus tersebut. Jadi, saya berikan sedikit kredit untuk sopir bus atau manajer yang memahami bagaimana memarkir bus."
"Sopir bus butuh banyak pengalaman dan latihan. Begitu pula sepak bola. Terkadang, saya merasa para pemain sudah bekerja keras (saat latihan) dan ingin ke lapangan untuk bersenang-senang. Tetapi, hasilnya justru berbeda," tambah manajer berkebangsaan Portugal tersebut.
Mourinho pun menampik bila dituding selalu memeragakan permainan bertahan. Ia menunjuk pertandingan Chelsea melawan Everton yang berakhir dengan skor 6-3 pada Agustus 2014. "Kami memarkir bus dengan sangat buruk karena menderita tiga gol bodoh," imbuhnya.
Kilas balik ke belakang, istiliah "parkir bus" mulai populer ketika Mourinho menangani Inter Milan. Inter sukses menjuarai Liga Champions 2010 setelah mengalahkan Barcelona pada babak semifinal dan Bayern Muenchen pada partai puncak dengan taktik bertahan total.
Itu tak berlanjut ketika Mourinho pindah ke Real Madrid. Menurut Mourinho, Madrid asuhannya mampu mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan, tetapi lemah dalam mengantisipasi bola mati.
"Jika Anda datang ke Premier League dan tak mampu bertahan melawan sepak pojok, Anda akan mengalami kekalahan bahkan saat melawan tim League Two," kata Mourinho.
Mourinho mengklaim dirinya bersikap pragmatis. Ia selalu melakukan riset terkait profil tim yang ditangani dan karakter kompetisi domestik sebelum menentukan pendekatan taktik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.