Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada "Mata-mata" di Belakang Sukses Timnas U-19...

Kompas.com - 18/10/2013, 07:24 WIB
Ferril Dennys

Penulis

KOMPAS.com — Duduk di tribun media dengan mengenakan celana training dan kaus merah, matanya tak henti memandangi layar video kecil yang bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan dinamika permainan. Sesekali tangan kanannya menari membuat catatan-catatan kecil.

Itulah sebagian pekerjaan Rudy Eka Priyambada sebagai tactical analysis saat perhelatan Kualifikasi Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu. Tugas pertama Rudy sebelum menganalisis kekuatan lawan adalah merekam setiap pertandingan calon lawan Garuda Jaya.

Setelah itu, Rudy memilah rekaman momen-momen laga itu untuk dijadikan bahan analisis dan kemudian membandingkannya dengan kekuatan timnas U-19.

"Kerja yang cukup panjang karena harus merekam selama 90 menit, bahkan bisa 120 menit. Kalau dihitung-hitung, saya waktu itu baru bisa tidur jam 04.00 pagi. Kemudian, saya mempresentasikan analisis saya ke pelatih pada jam 09.00 pagi," jelas Rudy.

Ferril Dennys Rudy Eka Priyambada merekam pertandingan saat pertandingan penyisihan grup Kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Gelora Bung Karno.

Berdasar data dan analisis tersebut, Rudy memberi masukan kepada pelatih Indra Sjafri soal kelemahan dan kekuatan lawan. Disampaikannya juga organisasi dan permainan lawan ketika bertahan maupun saat menyerang, set play, dan lain-lain.

"Coach Indra lalu menyampaikan kepada pemain. Jadi, pelatih selalu berkomentar optimistis karena kita memiliki perhitungan yang tepat," tutur Rudy.  

Analisis Rudy membantu timnas U-19 meraih kemenangan 3-2 atas juara bertahan Korea Selatan pada laga terakhir babak kualifikasi Piala Asia U-19, Sabtu (12/10/2013), dan memastikan tiket ke putaran final.

"Saat lawan Korsel, semua orang menganggap mereka (Korsel) hebat. Namun, menurut saya, mereka (Korsel) bermain jelek. Lini tengah mereka sangat jelek dan bermain hanya mengandalkan pemain sayap. Jadi, kita berusaha memanfaatkan kelemahan mereka dengan menguasai lini tengah dan mematikan sayap mereka. Terbukti, kita bisa mematikan pemain sayap mereka dan proses gol kita datang dari pemain sayap," beber Rudy.

Selain menganalisis, Rudy juga ikut membakar semangat dan memotivasi tim dengan video motivasi yang ditayangkan menjelang pertandingan. Sebelum laga melawan Korsel, misalnya, Rudy membuat video motivasi dengan tajuk "Road to AFC Cup U-19 2014 and World Cup U-20: Impossible is Nothing".

"Dalam video tersebut, saya tampilkan potongan gambar saat kita mengalahkan Thailand, Malaysia, dan Timor Leste di Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Jadi, yang ada di benak pemain adalah juara," tuturnya.  

Pentingnya HPU

Rudy sudah dipercaya untuk menjadi tactical analysis oleh Indra Sjafri ketika Indra membentuk tim untuk mengikuti turnamen Hongkong U-17 2012. Indonesia menjuarai turnamen tersebut.

"Saat itu, saya mempresentasikan program saya. Saya punya pengalaman, salah satunya menjadi direktur teknik salah satu klub Australia, Eastern Victorian Champions League," ungkap Rudy.

"Indra adalah salah satu pelatih yang bisa menerima masukan dari anak-anak muda. Ia juga bisa menerima hal-hal baru dalam sepak bola. Alhamdulillah, dia memercayai saya sehingga saya bisa membantu dia untuk talent scouting dan menganalisis pertandingan.

Rudy mendapat kepercayaan Indra karena memiliki komitmen dan dedikasi dalam dunia sepak bola. Setelah berhasil mengambil lisensi kepelatihan C AFC pada 2008, Rudy  mengikuti AFC Project Future Coach Batch 09, Refresher Course yang bertepatan dengan putaran final AFC U-19 Championship 2010, 13-18 Oktober di Zibo, China. 

Rudy menghadiri AFC Project Future Coach Batch 09, Refresher Course, atas undangan langsung dari AFC Coaching Development. Selama di Zibo, ia bertugas menganalisis pertandingan AFC U-19, di mana saat itu sudah memasuki babak semifinal. "Kemudian, saya mendapatkan beasiswa kursus kepelatihan di Jerman," ujar Rudy.

Berdasar ilmu dan pengalaman yang didapatnya, Rudy menilai sudah waktunya PSSI membuat high performance unit (HPU), seperti yang telah dilakukan Malaysia, Australia, dan Jerman. HPU, menurut Rudy, akan membantu pelatih meningkatkan daya saing tim.

"Sepak bola sudah berubah. Lebih maju. Tidak hanya mengandalkan pelatih. Bukan lagi sekadar pemanasan di lapangan atau lari-lari saja. Karena itu, saya memiliki pandangan yang sama dengan Badan Tim Nasional (BTN) untuk membuat HPU. Di situ nanti, ada video analisis, psikologi, dan dokter. Kemudian, kita membuat PSSI Channel seperti yang dilakukan Inggris dan Jerman. Kita tampilkan video-video timnas berlatih dan bermain. Hal ini jadi pengetahuan buat pelatih lain di Indonesia," ulas Rudy.

"Curriculum Vitae" Rudy Eka Priyambada
1996 – 2002: Pelita Jaya Academy,  Lebak Bulus
2000: Pra-PON DKI
2003: Trainner at Asian Soccer Academy
2004: Trainner Persimuba Academy, Trainner Haornas Perimuba, Trainner Divisi 3
2007-2008: Head Coach at National University, in University League
2006-2011: Teacher and Coach at STB ACS International and Youth Team U-6, U-8,U-10, U-12, U-14, U-16 Primary Girls Football, Secondary Girls Football
2007 – 2009:Head Coach SSI Arsenal U6 and U12 Team        
2010: Coach JIS Jakarta International School Allstar Team  2010
2011: Eastern Victorian Champions League , Australia
2011:Monbulk Rangers Soccer Club Men & Woman Senior Team and  Coach Education , Australia
2012: Sampoerna Academy ( Sports Director )
2013: Sports Director Kinderfield–Highfield School

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Badminton
Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Sports
Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Badminton
Gregoria Akhirnya Menang Atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Gregoria Akhirnya Menang Atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Badminton
Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Timnas Indonesia
Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Piala Asia U23, Saat Shin Tae-yong Masih Pertanyakan Kinerja Wasit…

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Piala Asia U23 2024: STY Apresiasi Timnas Indonesia, Sebut Garuda Maju Drastis

Timnas Indonesia
Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com