Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yabes Roni Malaifani, Idola Baru Sepak Bola NTT

Kompas.com - 16/10/2013, 18:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
— Gol kedua Indonesia ke gawang Filipina saat kualifikasi Grup G Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu ternyata sangat berkesan buat warga Nusa Tenggara Timur. Itu karena gol disarangkan putra Alor, Yabes Roni Malaifani.

Meski lebih banyak duduk di bangku cadangan dan baru menyumbangkan satu gol, Yabes dipuji-puji. Bahkan, hari ini, Rabu (16/10/2013), ia dinobatkan menjadi Duta Sepak Bola NTT.

Pantaskah Yabes mendapat pujian setinggi itu?

Satu gol sepertinya jauh lebih dari cukup untuk menjadikan Yabes idola baru dan kebanggaan NTT. Ini seperti dikatakan Rofinus Mabilani, sesepuh Alor yang berada di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, saat menyaksikan gol Yabes.

"Jangankan cetak gol, Yabes bermain saja, itu sudah membuat kami orang Alor sangat bangga dan terharu karena anak kami itu diberikan kepercayaan untuk menunjukkan kemampuan bermain bola," jelas Mabilani.

Perjalanan Yabes menjadi pemain timnas U-19 bukan datang tiba-tiba. Ia mewarisi kepiawaian memainkan bola bulat dari ayahnya.


Yabes kini anak yatim. Ayahnya, Hanus Malaifani, telah meninggal saat Yabes duduk di bangku kelas II Sekolah Dasar Negeri 2 Moru, Kecamatan Alor Barat Daya, NTT.

"Ayah seorang guru olahraga, beta senang sepak bola dari dia. Bapak pemain belakang, kalau beta penyerang atau sayap kanan," ujar Yabes sambil mengenang, beberapa waktu lalu.

Tahun depan, Yabes lulus SMU, ia berkeinginan mengambil jurusan olahraga. "Seperti ayah yang guru olahraga, saya ingin menjadi pemain dan pelatih sepak bola," harap Yabes.

Saat kelas III SD, Yabes masuk dalam tim di sekolahnya. Ia ikut kompetisi Olimpiade Olahraga Siswa tingkat SD. Dari situ, ia mendapatkan beasiswa pendidikan.

Yabes mengerti bahwa mengandalkan uang sekolah dari ibunya cukup memberatkan. Ibu Yabes, Sepriana, hanyalah seorang petani yang menanam umbi-umbian dan pepaya.

Yabes mengaku ibunya sangat mendukung pilihannya bermain sepak bola. "Waktu SD, beta dibelikan sepatu harganya Rp 65.000 untuk bermain bola," kata Yabes.

Ia mengasah kemampuan bermainnya dengan menonton pertandingan sepak bola di televisi.
Karena tidak memiliki televisi, kerap kali Yabes menonton siaran sepak bola di rumah tetangganya. Dari itu pula, Yabes mengidolakan klub AC Milan dan pemain Ronaldinho.

"Permainannya bagus, aku senang cara Ronaldinho selebrasi merayakan gol. Kalau tim, beta suka Brasil," tuturnya.

Ketika masuk SMP, ia kembali masuk dalam tim sepak bola dan ikut Olimpiade Olahraga Siswa tingkat SMP. Yabes juga mengikuti Liga Pendidikan Indonesia saat bersekolah di SMU 1 Kalabahi.

Permainan ciamik yang ditampilkan saat liga pendidikan membuat klub lokal Persepalor tertarik merekrutnya untuk bermain di Divisi 2. Yabes ikut putaran pertama. Ia mengaku mendapatkan uang sebanyak Rp 4 juta dari permainannya itu.

Akhirnya uang sebanyak Rp 2 juta digunakan untuk membiayai sekolahnya. "Tiap bulan beta ambil untuk membayar uang sekolah," katanya. Sementara sisanya untuk membeli sepatu dan kostum bola.

Saat bermain di Persepalor, Yabes mengidolakan seniornya, Suparman Bara. Ia mencontoh cara bermain pemain tersebut. Dengan uang hasil kerja kerasnya, Yabes juga memiliki kostum timnas Indonesia.

Saat itu, Yabes membeli kostum bernomor 17 yang dipakai Irfan Bachdim. "Beta pakai terus kostum itu, nomor 17 jadi idola," ungkap Yabes yang kini berstatus pemain klub Putra Kenari Alor.

Di Pulau Alor, mungkin bukan cuma Yabes yang boleh tampil ke muka. Bisa jadi banyak bibit pemain berkualitas tinggi, tetapi tak mendapatkan kesempatan selama ini. 

"Saya yakin di seluruh NTT ini banyak mutiara yang terpendam sehingga diharapkan pelatih harus mencari pemain berbakat sampai ke pelosok. Di NTT, selain di Alor, banyak anak yang bertalenta tinggi, seperti di Flores, Sumba, Rote, Sabu, dan Timor," kata Mabilani waktu itu.

Buat pemain lain yang berasal dari kota-kota besar lainnya, pencapaian Yabes mungkin tak seberapa. Namun, permainan Yabes tersebut setidaknya menjadi penyemangat bagi mutiara-mutiara lainnya yang mungkin masih terpendam nun jauh di sana. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Motivasi 'Tolak Kalah' dari Bobotoh

Persib Tatap Championship Series, Motivasi "Tolak Kalah" dari Bobotoh

Liga Indonesia
Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com