Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Persibo Cermin PSSI

Kompas.com - 13/04/2013, 03:46 WIB

Bojonegoro, Kompas - Kasus mundurnya Persibo Bojonegoro di tengah pertandingan turnamen Piala Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), hingga nasib tim yang terkatung-katung sampai saat ini, menjadi cermin karut-marutnya kompetisi sepak bola Indonesia. Begitu pula dengan sebagian besar klub pesertanya.

Persibo akan menjalani dua pertandingan sisa di Grup F Piala AFC, yaitu melawan Yangon United (Myanmar) dalam pertandingan kandang dan melawan New Radiant FC (Maladewa) dalam pertandingan tandang pada 24 April dan 1 Mei. Namun, kesulitan keuangan membuat nasib mereka dalam kompetisi antarklub Asia nomor dua—setelah Liga Champions Asia—ini tidak jelas.

Kesulitan keuangan pula yang mengakibatkan Persibo terlambat datang di Hongkong untuk bertanding melawan Sunray Cave JC Sun Hei, Selasa (9/4). Klub asuhan pelatih Gusnul Yakin ini baru tiba di Hongkong pada Selasa pagi—sebelum menjalani pertandingan pada malam harinya—karena baru mendapatkan kepastian ketersediaan dana sehari sebelumnya.

Persibo dan sepak bola Indonesia juga harus menanggung malu karena pertandingan hanya berlangsung 65 menit. Klub yang berdiri pada 1949 ini hanya memiliki enam pemain yang fit hingga menit tersebut. Persibo, yang akhirnya kalah 0-8, tak bisa mengganti pemain hingga tiga orang, sesuai peraturan, karena hanya membawa 12 pemain.

Selain masalah finansial, minimnya jumlah pemain yang dibawa disebabkan beberapa pemain Persibo cedera dan terkena sanksi larangan bermain karena kartu merah dan akumulasi kartu kuning. Persibo sebenarnya mendaftarkan 21 pemain untuk Piala AFC, tetapi hanya tersisa 17 orang karena empat pemain lainnya telah hengkang ke klub lain.

Untuk melawan Yangon United dan New Radiant FC, Persibo pun akan mengandalkan dana dalam bentuk bantuan. ”Yang kami butuhkan adalah dana dengan skema bantuan, bukan pinjaman, karena kami benar-benar kesulitan finansial,” papar pengurus Persibo bagian media, Imam Nurcahyo, Jumat, saat dihubungi di Bojonegoro.

Imam menghitung, Persibo membutuhkan dana sekitar Rp 600 juta untuk menjalani dua pertandingan sisa, masing-masing Rp 300 juta untuk satu pertandingan. ”Dalam pertandingan kandang, dana itu untuk membayar biaya pertandingan, ongkos hotel bagi tim lawan dan tim dari AFC, juga untuk penginapan pemain Persibo karena laga kandang akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo,” ujarnya.

Persibo tak bisa menjalani pertandingan di Bojonegoro karena kota di Jawa Timur ini dinilai AFC tak punya fasilitas penginapan yang layak untuk menggelar pertandingan internasional.

Imam menegaskan, Persibo berharap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS), sebagai operator Liga Primer Indonesia, di mana Persibo ikut serta, bisa memberikan dukungan berupa bantuan dana.

Apalagi, seperti dikatakan Chief Executive Officer Konsorsium Lokal Persibo Lukman Wafi, PSSI dan LPIS adalah dua lembaga yang mendorong klubnya untuk ikut serta di Piala AFC. Padahal, sebelum turnamen dimulai, Februari lalu, Persibo sadar diri akan kondisi keuangan yang mereka alami. Wafi mengatakan, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin termasuk orang yang mendukung Persibo mengikuti turnamen karena membawa nama Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com