Barcelona memang gilang-gemilang di Liga Spanyol. Barca berada di puncak klasemen dan unggul 14 poin dari peringkat kedua Atletico Madrid. Sang ”algojo” di garda depan, Lionel Messi, juga mencatat sejarah dengan 52 gol sepanjang musim ini setelah melesakkan satu gol ke gawang Deportivo La Coruna, Sabtu pekan lalu.
Lantas, apakah superioritas Barca ini menjamin kemenangan saat menjamu AC Milan di laga penentuan babak perempat final Liga Champions? Direktur Olahraga Barcelona Andoni Zubizarreta mengingatkan tim agar mawas diri. Buang kegembiraan yang berlebihan atas kemenangan 2-0 melawan Deportivo. Bagi Zubizarreta, laga Barca versus Deportivo bukanlah prolog menuju laga Barca versus Milan, Selasa (12/3), di Nou Camp.
”Pertandingan-pertandingan di Liga Champions selalu istimewa. Kami tahu betul hasilnya (bisa terdepak) dan kami harus melaluinya (untuk menang),” kata Zubizarreta, mantan penjaga gawang Barca dan tim nasional Spanyol ini.
Ungkapan Zubizarreta ini bukan tanda pesimistis. Barca mesti berhati-hati setelah kalah 0-2 dari Milan di putaran pertama babak 16 besar Liga Champions, Februari lalu. Barca harus menang mutlak di kandang jika ingin tetap bernapas di delapan besar. Apa pun bisa terjadi, termasuk kalah, bahkan di depan penggemar sendiri.
Asisten Pelatih Barca Jordi Roura sependapat dengan Zubizarreta. Setiap kejuaraan itu berbeda. Setiap kejuaraan memiliki cerita masing-masing. Namun, setidaknya, kemenangan di Liga Spanyol adalah peletup semangat, pengangkat moral tim. ”Tidak diragukan lagi, cara terbaik agar siap di satu pertandingan adalah menang di laga sebelumnya,” katanya.
Saat ini, Messi dalam kondisi bugar. Messi sengaja ”disimpan” saat melawan Deportivo. Ia diturunkan di paruh kedua dan dua menit kemudian mencetak gol. Gol ini menggenapi gol yang dicetak Alexis Sanchez pada menit ke-38.
”Gelar liga sudah berada dalam genggaman dan kami tak ingin terlepas,” kata Alexis. Kegembiraan Alexis diharapkan terus bertahan hingga Selasa.
Melawan Milan bukan sesuatu yang menakutkan bagi Roura. Semua awak Barca tidak sabar menantikan laga itu. Mereka akan memberikan segala yang mereka miliki untuk terus menyerang hingga peluit panjang wasit tanda laga usai.
”Logikanya, kamilah yang harus menyerang. Meski demikian, kami tidak boleh membingungkan hasrat kami dengan menyerang sembarangan. Kami harus menemukan keseimbangan. Makin cepat kami memainkan bola, makin banyak kesempatan menyerang,” papar Roura.
Barca memang tidak perlu minder. Di laga tingkat Eropa, tim Catalan ini belum pernah kalah di Nou Camp selama lebih dari tiga tahun. Barca mengalahkan Milan musim lalu di perempat final dan semifinal 2005-2006.
Khusus di perempat final musim lalu, Barca dan Milan meraih hasil imbang 0-0 di San Siro dan 3-1 di Nou Camp. Messi mencetak dua gol penalti di paruh pertama dan Andrés Iniesta menambah satu gol. Satu gol Milan disumbangkan Antonio Nocerino.
Fakta lain, Barca menargetkan perempat final Liga Champions untuk keenam kali secara berturut-turut. Target lain adalah mempertahankan kekuatan di kandang, 19 kali tidak terkalahkan. Jadi, meski kebobolan dua gol (Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari) di San Siro, Nou Camp memberi suasana sangat berbeda.
Gelandang Thiago Alcântara optimistis tim mampu ke perempat final. ”Kami bermain untuk mempertahankan hidup di Liga Champions. Ini gelar terpenting. Kami berupaya meraih hasil maksimal,” katanya.
Kapten Barca Carles Puyol pun meyakini hal sama. ”Kami memiliki resep untuk melawan dan menang,” katanya kepada La Vanguardia.
Resep yang dimaksud Puyol adalah semacam ketabahan. Timnya mampu tegak berdiri dan mengatasi berbagai cobaan, tidak hanya di lapangan sepak bola. Contohnya adalah ketika bek Eric Abidal dan Pelatih Tito Vilanova sakit.
Barca akhir-akhir dikritik telah kehilangan intensitas membawa bola. Puyol menukas dengan diplomatis bahwa itu adalah sinyal tim harus lebih berkembang. ”Kami butuh untuk menanggapi tekanan. Yang paling penting di tim ini adalah reaksi saat bola lepas,” ujarnya.
Puyol meyakinkan, tim selalu fokus dan profesional. ”Jika mereka (orang-orang yang mengkritik) melihat bagaimana kami berlatih, mereka tidak akan meragukan kami,” katanya.
Patut dicatat, dari 17 kali pertemuan Barcelona-Milan, Barca menang 11 kali, seri 4 kali, dan kalah 2 kali. Nou Camp siap menjadi saksi, siapa yang bakal tersingkir.