Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Multitafsir Penyulut Kontroversi di Old Trafford

Kompas.com - 07/03/2013, 06:51 WIB

"Itu adalah keputusan sulit yang diambil wasit. Tetapi, kami telah melakukan yang terbaik pada menit-menit setelah kartu merah (Nani) itu," kata gelandang Madrid, Xabi Alonso.

Walhasil, suka cita publik Old Trafford pada akhirnya terhenti. Wajah riang gembira suporter di awal babak kedua berubah menjadi tatapan kosong seakan tak percaya timnya kalah. Tidak nyaring lagi terdengar nyanyian semangat dan tepukkan untuk para idola mereka di dalam lapangan atau pun Giggs, yang melakoni laga ke-1000 di pertandingan itu.

Pun halnya dengan Ferguson, yang langsung menuju ruang ganti tanpa menghampiri anak asuhnya yang meratap kekecewaan dalam lapangan. Sambil berjalan di sisi kiri lapangan pelatih berusia 71 tahun itu terlihat kesal. Raut wajahnya berubah menunjukan wataknya yang keras.

Karena sifat wataknya yang keras itu pula, Ferguson tak menghadiri jumpa pers usai laga yang bisa menyebabkannya terkena sanksi UEFA. Ferguson geram, tapi sadar betul sebagai manusia tak mampu melawan hukum tak tertulis itu. Apalagi, sejatinya pelatih asal Skotlandia itu sudah mahfum mengarungi kejamnya dunia sepak bola berpuluh-puluh tahun.

"Saya mengerti bagaimana perasaan Ferguson. Saya pernah mengalami kejadian yang sama dua tahun lalu melawan Barcelona. Tetapi, kasusnya berbeda. Ketika itu, pemain Barcelona berakting. Sementara, sekarang (Arbeloa) tidak," kata Mourinho.

Hasil akhir pertandingan sepak bola memang tidak selalu ditentukan permainan bagus semata. Ada kuasa Tuhan, nasib, dan wasit di sana. Dan, keputusan Cakir menjadi salah satu contohnya, terlepas dia benar atau kilaf. Setidaknya, kubu MU menganggap keputusannya merugikan mereka.

Ada perbedaan antara keputusan Ali Bin Nasser yang mengesahkan gol Maradona ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986 dengan keputusan Cakir. Jika keputusan Nasser akhirnya terbukti salah dan itu diakui sendiri oleh Maradona, sedangkan keputusan Cakir masih multitafsir.

Pelajaran yang bisa didapat, akhir pertandingan tak selalu ditentukan oleh permainan semata. Banyak faktor ikut menentukan. Wasit adalah salah satunya. Pada akhirnya, semua harus menerima hasil akhir. Sejarah akan mencatat, tapi hasil yang sudah disahkan tak akan berubah seperti halnya gol Maradona, gol Geoff Hurst ke gawang Jerman Barat di Piala Dunia 1966, kekalahan Italia dari Korea Selatan di Piala Dunia 2002, dan sebagainya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com