JAKARTA, KOMPAS.com - Peraturan Liga Kompas Gramedia U-14 yang mewajibkan semua pemain diturunkan memaksa pelatih memutar otak untuk membuat sepadan kemampuan pemain inti dan cadangan. Perbedaan kemampuan antara pemain inti dan cadangan yang jauh menyebabkan tim sekolah sepak bola belum meraih hasil maksimal sampai Liga Kompas Gramedia U-14 musim 2013 memasuki pekan kedelapan.
Pelatih SSB Jayakarta Sukarna, Sabtu (2/3), menuturkan, peraturan yang mewajibkan tujuh pemain cadangan dimainkan membuat tim yang lolos ke Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14 musim 2013 melalui babak play off itu kesulitan mencapai performa terbaik.
”Pada babak play off tidak ada peraturan semua pemain cadangan harus dimainkan, cukup dengan 1-2 pemain cadangan. Sekarang di kompetisi reguler semua pemain harus dimainkan,” katanya.
Sukarna mengungkapkan, untuk mempersempit perbedaan kemampuan pemain, para pemain cadangan berlatih secara terpisah. Latihan tersebut belum efektif karena setiap hari Minggu mereka harus bertanding di LKG U-14. Namun, pola latihan yang terpisah itu sudah menunjukkan hasil pada pertandingan pekan ketujuh pekan lalu. Jayakarta kalah tipis 0-1 melawan Cibinong Putra melalui tendangan penalti.
SSB Tunas Patriot juga menghadapi persoalan perbedaan kualitas pemain inti dan cadangan serta minimnya jumlah pemain cadangan.
”Kami hanya punya tujuh pemain cadangan. Kalau ada pemain cadangan sakit, pemain yang ada jadi kelelahan karena main terus. Ganti pemain tidak mudah karena pemain inti dan cadangan tidak sama kemampuannya,” kata Pelatih SSB Tunas Patriot Ahmad Jaelani.
Wakil Direktur Kompetisi LKG U-14 Dede Supriadi mengatakan, pemain cadangan yang pekan ini tidak diturunkan harus diturunkan pekan berikutnya. Namun, selalu ada celah untuk mengakali peraturan, misalnya pemain cadangan diturunkan sebentar pada menit awal lalu diganti.
Mulai jenuh
Pelatih SSB Oneway Semplak Barat Wahyu Tebe mengungkapkan, pemain mulai merasa jenuh setelah bertanding pada babak play off dan di kompetisi reguler. ”Dalam tiga pertandingan terakhir kami tidak tampil seperti biasa,” ujarnya.
Menurut Wahyu, untuk mengatasi kejenuhan, pemain diinstruksikan agar bermain santai. Pemain tidak dibebani target harus memenangi setiap pertandingan. ”Yang penting pemain tetap disiplin menjaga lawan dan wilayah serta memperbaiki sentuhan akhir supaya tercipta gol,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.