Bagi Manchester United, Ryan Giggs bak lambang bagi kesebelasan berjuluk ”Setan Merah” itu. Mirip dengan timnya, Giggs sudah berusia tua, tetapi masih tetap perkasa. Usia yang sudah mencapai 39 tahun itu tidak menghentikan langkahnya. Giggs sudah menjalani 999 laga dan menuju pertandingan ke-1.000 pada Sabtu ini saat MU menjamu Norwich City di Stadion Old Trafford.
Keperkasaan Giggs terpancar pada laga ke-999 saat pemain asal Wales itu mencetak gol pamungkas bagi MU pada menit ke-80. MU menang 2-0 atas tuan rumah Queens Park Rangers dan mengokohkan posisinya di puncak klasemen dengan keunggulan 12 poin atas juara bertahan Manchester City.
Giggs menandatangani kontrak sebagai pemain profesional di MU pada 29 November 1990, tepat pada hari ulang tahunnya ke-17. Hanya dalam tempo dua hari kemudian, Giggs langsung berlaga membela nama tim yang mengasuhnya sejak masa yunior itu.
Giggs hanya membutuhkan satu musim sebagai pemain cadangan dan mulai bermain sebagai pemain utama pada musim berikutnya. Posisi awalnya adalah pemain sayap. Namun, kini Giggs lebih sering dimainkan sebagai gelandang.
Sejak menandatangani kontrak dengan MU, pemain bertinggi 179 sentimeter itu tidak pernah pindah ke klub lain. Giggs tidak pernah berniat meninggalkan MU dan MU juga tidak berniat menjualnya ke klub lain.
Giggs membantu timnya menembus dominasi Liverpool dan Arsenal pada awal kariernya. Setelah 22 tahun bersama MU, Giggs merebut 12 gelar juara Liga Primer Inggris. Gelar itu dilengkapi dengan 2 trofi Liga Champions, 4 gelar Piala FA, dan 3 juara Piala Liga. Tak ada yang menandingi pencapaian Giggs, mendampingi MU meraih 12 gelar juara liga.
Selama kariernya, Giggs sudah menjalani 931 laga bersama MU, 64 laga untuk tim nasional Wales, dan 4 laga untuk tim Inggris Raya pada Olimpiade London 2012. Giggs mencetak total 181 gol, 168 gol untuk MU, 12 gol untuk Wales, dan 1 gol untuk Inggris Raya.
”Dia pemain luar biasa. Setiap laga, dia selalu bekerja keras untuk memberikan umpan dan mencetak gol. Dia memberi kami kepercayaan diri dan berbagi pengalaman. Itu baik bagi pemain muda,” kata Rafael da Silva, rekan setim Giggs.
Pujian bagi Giggs juga datang dari Sir Alex Ferguson, Pelatih MU. Menurut Ferguson, dia kehabisan kata untuk memuji Giggs sebagai pemain yang luar biasa. Giggs juga dipandang sebagai pribadi yang mampu menjadi teladan bagi timnya.
Di usia senja untuk ukuran pemain sepak bola, Giggs mulai mulai menyesuaikan diri dengan kondisinya. Giggs menggunakan pengalaman sebagai senjata.
”Kini saya tidak secepat saat masih muda. Namun, saya menggunakan pengalaman, kecerdasan di lapangan, dan kemampuan beradaptasi untuk mengubah gaya permainan agar dapat terus berkontribusi bagi tim,” kata Giggs sebelum berlatih menghadapi Norwich.