Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola Profesional = Uang

Kompas.com - 21/02/2013, 12:19 WIB

KOMPAS.com - Kebijakan finansial Bundesliga juga membuat pembinaan pemain muda berjalan konsisten dan bermanfaat untuk kelangsungan hidup klub Bundesliga. Sepak bola Jerman memiliki buku panduan yang memberikan penjelasan detail tentang ketentuan mengenai likuiditas dan utang, dibanding hal lain.

Hal yang paling penting dari peraturan finansial itu, boleh jadi, adalah klub harus menunjukkan bahwa mereka memperkirakan setidaknya balik modal atau mereka tak akan mendapatkan lisensi untuk mengikuti kegiatan sepak bola profesional.

“Hal utama adalah melihat apakah sebuah klub  memiliki likuiditas yang memungkinkan klub itu bermain pada musim berikutnya. Kami memastikan bahwa nilai yang tertera bisa dipertanggungjawabkan karena mereka pasti dicek oleh akuntan profesional,” ujar Seifert.

Menambahkan hal itu, ekonom olahraga dari Universitas Paderborn, Bernd Frick, mengatakan, “Klub-klub harus terbuka mengenai keuangan mereka kepada liga dan bahwa jelas asosiasi sepak bola akan memberikan tekanan lebih besar kepada klub yang berada dalam masalah ekonomi,” beberapa waktu lalu.

Klub yang tidak sukses menjalankan proyeksi bisnis akan didenda dan mengalami pengurangan poin. Ini terjadi pada Arminia Bielefeld pada 2009. Federasi Sepak Bola Jerman  juga punya hak untuk melakukan audit terhadap sebuah klub menggunakan jasa pihak ketiga.

Dengan sistem keuangan seperti itu, klub “dipaksa” menggunakan jasa pemain binaan ketimbang membayar pemandu bakat untuk mencari dan akhirnya merekrut pemain di berbagai belahan dunia, yang notabene akan memberikan beban lebih besar pada anggaran untuk transfer dan gaji pemain.

“Di Bundesliga, perbandingan antara pendapatan dan gaji pemain sekitar 50 persen. Di liga lain, misalnya Premier League, pengeluaran mencapai antara 60 persen dan di atas 70 persen. Ini adalah titik krusial. Menentukan level tertentu untuk dicapai dalam hal pendapatan dan setelahnya mengontrol gaji pemain adalah kunci sukses,” terang Seifert.

Sebagai perbandingan, menurut data 2010-2011, anggaran gaji pemain Aston Villa mencapai 90 persen dari pendapatan. Manchester City bahkan mengeluarkan uang sebesar 174 juta poundsterling untuk gaji pemain, sementara pendapatan mereka "hanya" 153 juta poundsterling.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik, klub bisa menjamin kelangsungan hidupnya meski tak meraih keuntungan luar biasa atau gelar prestisius, karena bagaimanapun, terlepas dari embel-embel trofi dan pengakuan global, klub sepak bola profesional pertama-tama harus mapan dan berumur panjang karena merupakan tempat mencari nafkah.

Bersambung ke:
Sepak Bola: Dari, Oleh, Untuk Rakyat

Artikel sebelumnya:
Guardiola, Bukti Bundesliga Bukan Kelas Dua
Reformasi Bundesliga Buah Kegagalan "Der Panzer"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com