Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Bundesliga Buah Kegagalan "Der Panzer"

Kompas.com - 21/02/2013, 11:47 WIB

KOMPAS.com — Salah satu syarat klub bisa bermain di dua level teratas, Bundesliga 1 dan Bundesliga 2, adalah memiliki akademi sepak bola. Akademi sepak bola ini harus memiliki minimal 12 pemain Jerman di setiap kelompok umur.

“Bundesliga dan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) membuat keputusan yang benar sepuluh tahun lalu (2002), yaitu untuk mendapatkan lisensi untuk ikut berkompetisi, Anda harus mengelola sebuah akademi. Klub Bundesliga 1 dan Bundesliga 2 menghabiskan 75 juta euro per tahun untuk mengelola akademi-akademi itu,” ujar Ketua Eksekutif Liga Jerman (DFL), Christian Seifert.

“Sebanyak 5.000 pemain berusia 12-18 tahun dididik di sana, yang saat ini telah membuat jumlah pemain U-23 di Bundesliga meningkat 15 persen. Sepuluh tahun lalu (2002), peningkatannya hanya 6 persen. Ini memungkinkan Anda memiliki anggaran transfer lebih besar dan ada kesempatan lebih besar untuk membeli pemain yang lebih baik ketimbang pemain rata-rata,” lanjutnya seraya menyebut Franck Ribery dan Arjen Robben sebagai contoh pembelian pemain di atas rata-rata itu.

“Ketika Bayern melawan Manchester United, Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger, Holger Badstuber, dan Thomas Mueller adalah pemain-pemain homegrown. Jadi, ya, ini adalah soal menciptakan siklus dan Anda harus menerimanya. Oleh karena itu, saya tak setuju jika Anda mengatakan sebuah liga kuat atau lemah hanya karena satu klub menjadi juara atau tidak menjadi juara Liga Champions,” tuturnya.

Reformasi sistem pembinaan pemain muda Jerman pada 2002 itu merupakan reaksi atas kegagalan di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Pada Piala Dunia 1998, Jerman tersingkir di babak perempat final, setelah kalah 0-3 dari Kroasia.

Pada Piala Eropa 2000, Jerman mengakhiri fase grup sebagai juru kunci dengan rekor tak pernah menang. Setelah bermain imbang 1-1 dengan Romania, Jerman dikalahkan Inggris 0-1 dan dibungkam Portugal 0-3.

“Peraturan 6+5 FIFA berarti para pemain harus menjalani pendidikan di klub itu. Sebagai contoh, Cesc Fabregas dididik di Arsenal, tetapi ia adalah orang Spanyol. Di Jerman, akademi-akademi kami harus memiliki 12 orang dalam setiap kelompok umur yang bisa bermain untuk Jerman,” ulas Seifert.

“Pada 2003-2004, kami memiliki 44 persen pemain asing. Saat ini, jumlah pemain asing hanya 38 persen. Artinya, pemain yang 62 persen itu bisa bermain untuk tim nasional Jerman. Yang terjadi di Inggris adalah kebalikannya, dengan perbandingan sekitar 60 pemain asing dan 40 pemain lokal,” lanjutnya.

“Pendidikan pemain muda telah dibuat profesional di berbagai bidang. Bundesliga terus berkembang,” tambah Direktur Pusat Latihan Werder Bremen, Uwe Harttgen.

Sistem pembinaan itu mulai menunjukkan buahnya pada Piala Dunia 2010. Saat itu, dari 23 pemain, 19 orang merupakan pemain binaan klub Bundesliga 1 dan empat lainnya hasil binaan klub Bundesliga 2. Jerman mengakhiri turnamen itu sebagai second runner-up, setelah mengalahkan Uruguay 3-2.

Pada Piala Eropa 2012. Dengan sejumlah pemain berusia maksimal 23 tahun, Jerman melaju sampai semifinal. Pemain-pemain itu misalnya Mario Goetze (kini 20 tahun), Marco Reus (23), Toni Kroos (23), Mats Hummels (24), dan Thomas Mueller (23).

Pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew, mengaku menyiapkan program supaya pemain-pemain didikan akademi klub Bundesliga bisa semakin menunjukkan dampaknya pada Piala Dunia 2014.

“Tim muda ini belum mencapai puncak. Kami akan melakukan persiapan sedemikian rupa sehingga kami akan sangat kompetitif di Piala Dunia 2014. Itu akan menjadi puncaknya jika kami menjadi juara,” ujar Loew.

Bersambung ke:
Sepak Bola Profesional = Uang
Sepak Bola: Dari, Oleh, Untuk Rakyat

Artikel Sebelumnya:
Guardiola, Bukti Bundesliga Bukan Kelas Dua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Liga Lain
Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Liga Italia
5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Liga Champions
Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Timnas Indonesia
Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Bundesliga
Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Liga Champions
Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Liga Italia
Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Sports
Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Badminton
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com