Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng SDG, PSSI Coba Berangus Kejahatan Sepak Bola

Kompas.com - 20/11/2012, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan terobosan besar demi memberangus kejahatan dalam sepakbola.

Induk sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut menjalin kerjasama dengan Sport Data Group (SDG). SDG merupakan organisasi yang didirikan di Inggris.

Organisasi yang baru terbentuk setahun ini bertugas membongkar kejahatan sepak bola diantaranya praktek suap, pengaturan skor, dan korupsi dalam dunia olahraga. Organisasi ini juga pernah membantu FIFA.

"Seperti diketahui PSSI mengalami banyak hambatan seperti praktek peninggalan masa lalu terkait match fixing dan menyangkut suap. Hal ini menghambat kinerja PSSI," kata Sekjen PSSI, Halim Mahfudz, kepada wartawan di Gedung Energy, Selasa (20/11/2012).

Halim menegaskan kerjasama ini penting untuk mengembalikan intergritas sepak bola sehingga menimbulkan kepercayaan pihak sponsor untuk bekerjasama dengan PSSI. Nantinya, PSSI akan menjalin kerjasama dengan SDG hingga kepengurusan berakhir 2015.

"Kerja sama ini akan dibangun secara terus menerus supaya sepak bola Indonesia bisa bersih. Kompetisi internal juga akan diawasi. Dalam tiga-enam bulan ke depan kita susun Mou, baru kemudian tentukan prioritas," sambung Halim.

Michael Braid, selaku Investigator SDG untuk kawasan ASEAN, menyambut baik kerjasama dengan PSSI. Terlebih, PSSI merupakan satu-satunya federasi di kawasan Asia yang menjalin kerja sama dengan SDG.

"Kami kumpulkan data terkait pengaturan skor, suap, dan disampaikan pada federasi yang memerlukannya. Kini, kita berdiskusi dengan PSSI agar sepakbola Indonesia bisa lebih baik di masa depan. Saya berharap hubungan kita bisa terjalin erat dan sukses," jelas Braid.

Braid menjelaskan, kejahatan sepak bola di kawasan ASEAN bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Dalam laporan yang dimiliki SDG dalam sepuluh tahun terakhir, Braid membeberkan bahwa menemukan bukti kejahatan juga terjadi di Singapura dan Malaysia.

"Jaringan ini sangat luas. Ada kerja sama dengan negara lain itu, juga Thailand. Jaringan itu masih beroperasi di Indonesia dan negara lainnya. Kebanyakan kejahatan yang terjadi adalah masalah pengaturan skor dan judi," beber Braid.

SDG nantinya akan menyampaikan informasi-informasi terkait kejahatan di sepak bola Indonesia.

"SDG juga siap membantu seandainya PSSI meminta kami membongkar kasus pengaturan final di AFF 2010. Saya mendengar itu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com