Tim nasional sepak bola Indonesia yang sedang dipersiapkan tampil pada Piala ASEAN Football Federation atau Piala AFF 2012 seperti tak pernah berhenti dirundung masalah. Setelah masalah penolakan beberapa pemain klub-klub Indonesia Super League dan masalah uji coba relatif teratasi, muncul masalah baru akibat ulah bek Diego Michiels.
Bek berusia 22 tahun kelahiran Belanda itu ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus penganiayaan di tempat hiburan di Jakarta. Ia pun ditahan polisi. Kasus Diego menghadirkan dilema bagi Pelatih Timnas Nil Maizar.
Di tengah konflik elite sepak bola di Tanah Air yang tak kunjung berakhir, Nil Maizar merasakan betul betapa sulit menjaring kumpulan pemain yang dia butuhkan. Kasus Diego menjadi pukulan telak bagi dia dan bagi rekan-rekannya yang berjuang menjaga kekompakan dengan berlatih keras setiap hari, meninggalkan keluarga, dan berdisiplin tinggi.
Tidak usah berdebat soal dugaan kasus kriminal ujung dari keputusan Diego menghabiskan malam hingga dini hari di tempat hiburan.
Namun, dalam dunia modern, atlet memiliki peran role model. Ia mulia jika bisa jadi panutan dan menularkan karakter keolahragaan (sportmanship) bagi fans dan masyarakat. Karakter itu dicita-citakan oleh banyak pemimpin di dunia sebagai karakter sebuah bangsa, karakter umat manusia.
”Apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan kostum timnas Perancis,” ujar Didier Deschamps, Pelatih Perancis, Kamis lalu, saat menskors Yann M’Vila dan empat pemain lain karena meninggalkan kamp latihan timnas dan pergi ke kelab malam.
Keputusan mencoret Diego dari timnas mungkin dilematis bagi Nil Maizar. Namun, tindakan harus diambil untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Dari segi taktik, ketika semua pemain utama lengkap, Diego adalah bek pelapis dari Novan Setya Sasongko dan Hengky Ardiles. Ia ”menjadi lebih dibutuhkan” karena Hengky cedera.
Namun, saat nilai-nilai keolahragaan dipertaruhkan, butuh keberanian untuk mengambil tindakan tegas. Selain Diego, Nil Maizar juga masih punya stok pemain yang bisa diposisikan di bek sayap, seperti Handi Ramdhan, Nopendi, Corneles Geddi, Valentino Telaubun, dan yang baru bergabung, Arthur Irawan.
Level kualitas permainan tim mungkin tak sama jika ada Diego, misalnya, hanyalah asumsi akibat rasa takut timnas sulit berprestasi di Piala AFF 2012. Cara pandang itu harus dikikis. Ketakutan harus dibuang.
Sepak bola, seperti kerap diucapkan Nil Maizar, olahraga tim, bukan satu-dua individu. Kostum timnas hanya pantas diisi pemain berintegritas. Ini pelajaran. Menjadi sosok panutan memang tak mudah. (SAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.