Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nil: Timnas Tak Punya Rasa Takut

Kompas.com - 08/11/2012, 07:46 WIB

Anda terkesan lembek terhadap pemain, terutama masalah disiplin?

"Siapa bilang tidak tegas."

Anda tidak pernah mencoret pemain indisipliner. Apa karena stok permain terbatas sehingga Anda jadi kompromistis?

"Bukan. Saya tidak pernah mencoret karena saya sayang terhadap pemain. Kalau dia tidak mau bela timnas, ya tidak apa-apa. Kita punya hati. Saya hanya tidak ingin mempersulit urusan orang lain. Terlebih, ada batas waktu menentukan pemain yang tepat untuk membela timnas."

"Saya menekankan kepada mereka bahwa pemain yang membela timnas seharusnya sudah berpikir di level tertinggi. Timnas ini bisa dibilang puncak karier. Jadi, pemain harus berpikir, cara sikap, bertindak, dengan high level. Namun, itu tergantung kepada pemain karena yang menentukan masa depan mereka ya mereka sendiri. Saya cuma mengarahkannya."

Bagaimana Anda memotivasi pemain?

"Apa pun pekerjaan manusia, kita harus menyandarkannya kepada Tuhan. Kekuatan Tuhan jangan diabaikan. Saya hanya berserah diri saat memulai pekerjaan ini. Tidak ada ketakutan dan waswas. Kalau Anda takut dan cemas, Anda berteman dengan iblis."  

"Anda berteman dengan Allah kalau ada bahagia, damai, dan tenang di hati. Nah, itu yang saya berikan kepada pemain agar mereka tidak cemas saat bertanding. Pemain harus kerja total dan sungguh. Hasilnya, bukan urusan mereka, urusan Allah. Anda tahu keran air? Keran air itu mengalir 24 jam dan Allah memberikan rezeki seperti itu. Kenapa manusia menutupnya? Karena dia takut dan cemas. Coba kalau dia lepas, misalnya kerja dengan ikhlas, maka pasti dia akan mendapatkan lebih daripada yang dia inginkan."

Apa ada pertemuan khusus bersama tim untuk memberikan spirit semacam ini?

"Tidak ada pertemuan khusus. Saya biasanya bicara ini sambil makan atau latihan. Hal-hal seperti ini adalah aspek yang dibutuhkan pelatih. Kalau hanya melatih
shooting dan passing, semua pelatih kan bisa, karena semua pelatih memiliki materi yang sama."

"Namun, sisi lain semacam ini (pendekatan emosional), itu yang penting. Saya sebagai pelatih ingin memanusiakan pemain, bekerja dengan hati, dan melayani. Dalam kondisi dan situasi seperti ini, semua tidak boleh dilawan dengan emosi."

Rencananya ada beberapa pemain, termasuk naturalisasi, yang akan bergabung dalam waktu dekat ini. Apakah itu tak membuat pemain lain yang sudah lama bergabung cemburu?

"Itu yang harus kita terangkan kepada pemain. Yang penting, jangan ada pemain yang bertanya dengan kalimat 'kenapa'. Pertanyaan itu nuansa dan muatannya yang terkandung negatif semua. Misalnya, pemain dapat bertanya, 'Kenapa saya tidak memakai rompi dan dia pakai? Kenapa saya dimainkan dan dia tidak, dsb'. Yang harus dipikirkan pemain adalah bagaimana. Misalnya, pemain dapat berkata, 'Bagaimana membantu timnas agar bisa menjadi lebih baik?', 'Bagaimana membantu pelatih untuk memberikan hasil latihan yang baik
?'."
 
Apakah dalam tim Anda memiliki tekad seperti itu?

"Anda bisa melihat sendiri ketika saya latihan pagi dan sore. Insya Allah, kalau menurut pandangan saya. Intinya, saya tidak bisa menilai tim saya sendiri. Saya bisa saja menilai tim ini hebat. Tapi, mungkin orang lain bisa berpikir sebaliknya."

Realistiskah target juara?

"Jangan Anda memikirkan target juara dulu. Keinginan yang dipikirkan itu memang keinginan semua orang. Tapi ingat, salah satu penyebab kenapa orang tidak pernah mendapatkan apa yang dia inginkan karena dia tidak tahu apa yang diinginkannya. Kedua, karena keinginannya itu diubah setiap saat. Kalau seseorang itu tahu keinginannya, dia pasti akan mendapatkannya. Nah, keinginan kita sebagai pelatih, dan siapa pun di dunia ini, pasti menjadi juara. Tapi, untuk ke sana, yang harus kita jaga dan lakukan adalah menjaga proses untuk menjadi juara itu."

"Proses untuk juara adalah kondisi tim harus bagus, cara melatih harus bagus, penjagaan kondisi pemain harus bagus, istirahat, gizi, dan sebagainya itu harus bagus. Jadi hasilnya baru akan bagus. Tapi, saat ini kita bermimpi juara, tetapi latihan saja pemain tidak pernah lengkap, lalu kondisi tim tidak kondusif (karena konflik)."

Apakah proses tersebut sudah sesuai yang Anda inginkan?

"Saya berprinsip, apa yang saya rasakan, saya dapatkan. Jadi, kondisi tim sekarang sudah bagus, motivasi sudah bagus, luar biasa, dan tidak ada rasa takut. Jadi, proses tersebut sudah sesuai dengan keinginan saya, meksipun ada kerikil-kerikil."

Banyak pihak menganggap tim Anda dihuni pemain yang minim pengalaman internasional. Bagaimana pendapat Anda?

"Nah, itu yang tidak boleh. Anda ingat salah satu kunci kehidupan ini. Jangan pernah menganggap remeh sesuatu hal yang tidak pernah Anda ketahui. Percayalah, suatu saat orang akan lebih dari yang Anda bayangkan. Jangan pernah meremehkan tim ini. Kalau anda menzalimi orang, Anda akan mendapatkan hal yang sama."

Seandainya target juara tak tercapai, apakah Anda berencana mundur?

"Saya tidak pernah berpikir seperti itu (gagal juara). Anda tidak boleh berpikir seperti itu. Kalau Anda berpikir ke arah itu, Anda akan terbawa ke sana."

Pandangan Anda mengenai kekuatan lawan?
 
"Kita sudah mempersiapkan segalanya. Fabio (asisten pelatih) sudah memantau dan  menganalisis permainan Singapura. Kami menganalisis permainan Malaysia lewat video, Begitu juga dengan Laos. Jadi, hal-hal yang berhubungan positif, kita terus lakukan semaksimal mungkin. Di benak kita kan tertanam jiwa Merah Putih, kita harus yakin bisa bersaing dengan mereka. Jangan takut."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

    Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

    Badminton
    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Badminton
    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Badminton
    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Timnas Indonesia
    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Badminton
    'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

    "Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

    Timnas Indonesia
    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

    Timnas Indonesia
    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Badminton
    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Badminton
    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Timnas Indonesia
    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Internasional
    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Badminton
    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Badminton
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com