Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladang Luas Pengembaraan Eriksson

Kompas.com - 04/09/2012, 13:18 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Pelatih kawakan Sven-Goran Eriksson benar-benar menikmati ladang luas permainan sepak bola. Pria asal Swedia ini mencoba memulai tantangan baru dengan menjadi direktur teknik klub sepak bola Thailand, BEC Tero Sasana.

Di klub ini, Eriksson akan mempertaruhkan reputasi kepelatihannya selama 35 tahun. Pria yang saat ini sudah menginjak usia 64 tahun akan mengatur rencana strategi dan mengawasi staf pelatih klub tersebut.

”Saya percaya para pemain tak sabar untuk belajar dari ahli berkelas dunia,” ungkap Robert Procureur, manajer umum klub tersebut, seperti dilansir Reuters. ”Selain demi meningkatkan kemampuan tim, saya percaya kedatangannya akan membuat Thai Premier League lebih dikenal di mata internasional.”

BEC Tero Sasana saat ini berada di peringkat keempat klasemen liga dan sedang berjuang mengembalikan kondisi saat mereka memenangi Thai Premier League dua kali berturut-turut pada 2000-2001.

Bagi Eriksson, membuat konsep kepelatihan atau strategi permainan pastinya tidak akan sulit karena bahasa sepak bola bersifat universal. Namun, tantangan Eriksson adalah bagaimana memahami karakter pemain-pemain Asia Tenggara.

Di kancah Eropa, Eriksson tak mengalami kesulitan ketika menangani klub AS Roma, Manchester City, Benfica, dan Lazio. Eriksson juga tak canggung dan mengalami hambatan kuat ketika harus membidani tim nasional Inggris.

Meski penampilan tim nasional Inggris tidak terlalu bersinar dengan meraih gelar, secara umum, konsep dan skema permainan Eriksson bisa diterjemahkan dengan baik di lapangan.

Suasana dan tantangan berbeda harus dihadapi Eriksson ketika harus menangani tim nasional Meksiko. Dia tidak cukup hanya membawa konsep pelatihan dan strategi yang umum, tetapi juga aplikasi yang disesuaikan dengan gaya sepak bola Meksiko.

Awalnya, semua berjalan sesuai dengan skema yang diinginkan. Namun, hasil-hasil buruk yang didapat Meksiko menjelang kualifikasi Piala Dunia 2010 membuat Eriksson terpental.

Pantai Gading
Namun, bukan Eriksson namanya jika langsung putus asa dalam petualangannya. Tak lama setelah gagal dengan Meksiko, Eriksson kemudian kembali mencoba petualangan baru dengan menangani tim nasional Pantai Gading. Misinya tak tanggung-tanggung, membawa Pantai Gading menembus grup elite dunia pada ajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Dengan waktu adaptasi yang sempit, Eriksson mengerahkan semua kemampuannya untuk mengangkat Pantai Gading. Tergabung di Grup G, Pantai Gading harus berjuang melawan Portugal, Brasil, dan Korea Utara.

Pada laga pertama, Eriksson meraih hasil yang tak terlalu buruk dengan bermain imbang 0-0 melawan Portugal. Laga kedua menjadi perjuangan yang sulit buat Pantai Gading. Mereka masih kalah kelas dari Brasil dan kalah 1-3.

Pada laga terakhir, Eriksson mampu memberi kemenangan untuk timnya saat menghajar Korea Utara, 3-0. Sayang, hasil manis ini tak mampu mengantar Pantai Gading ke fase berikutnya.

Meski misinya gagal, Eriksson dipuji Pelatih Brasil Carlos Dunga. Menurut Dunga, Eriksson telah memberi Pantai Gading keseimbangan dalam permainan. Pantai Gading tampil dengan permainan terkoordinasi. Salah seorang pejabat federasi sepak bola Pantai Gading juga mengakui kinerja Eriksson. ”Dia sudah membuat keajaiban. Hanya dengan waktu singkat, Pantai Gading dibuat menawan,” ujarnya.

Namun, pujian itu hanya ungkapan terima kasih karena faktanya tak pernah ada perpanjangan kontrak kerja. Eriksson pun kembali melanglang buana dan singgah di klub kecil di Inggris, Leicester City. Di klub ini, karier Eriksson tak lama. Kini BEC Tero Sasana jadi ladang baru bagi Eriksson dari ladang yang luas di dunia sepak bola.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Malaysia Masters 2024: Lolos Perempat Final, Rehan/Lisa Sempat Buru-buru dan Takut

Malaysia Masters 2024: Lolos Perempat Final, Rehan/Lisa Sempat Buru-buru dan Takut

Badminton
Final Championship Series Liga 1, 'Cocoklogi' Persib Juara 1994, 2014, Dejavu 2024?

Final Championship Series Liga 1, "Cocoklogi" Persib Juara 1994, 2014, Dejavu 2024?

Liga Indonesia
Hasil Malaysia Masters 2024: Putri KW dan Rehan/Lisa ke Perempat Final

Hasil Malaysia Masters 2024: Putri KW dan Rehan/Lisa ke Perempat Final

Badminton
Bek Selangor FC Jadi Korban Perampokan, Kehilangan Motor hingga Paspor

Bek Selangor FC Jadi Korban Perampokan, Kehilangan Motor hingga Paspor

Internasional
Kieran McKenna Tertarik ke Chelsea, Siap Gantikan Pochettino

Kieran McKenna Tertarik ke Chelsea, Siap Gantikan Pochettino

Liga Inggris
Lookman Bawa Atalanta Juara, Ada Peran Gasperini dan Keluarga

Lookman Bawa Atalanta Juara, Ada Peran Gasperini dan Keluarga

Internasional
Maarten Paes 'Tak Terkalahkan', 8 Penyelamatan bagi FC Dallas

Maarten Paes "Tak Terkalahkan", 8 Penyelamatan bagi FC Dallas

Liga Lain
Jadwal Final Championship Series Persib Vs Madura United Akhir Pekan Ini

Jadwal Final Championship Series Persib Vs Madura United Akhir Pekan Ini

Liga Indonesia
Jadwal Malaysia Masters 2024, 7 Wakil Indonesia Tanding di 16 Besar

Jadwal Malaysia Masters 2024, 7 Wakil Indonesia Tanding di 16 Besar

Badminton
Atalanta Juara Liga Europa, Parma Kenang Memori 25 Tahun Silam

Atalanta Juara Liga Europa, Parma Kenang Memori 25 Tahun Silam

Liga Lain
Atalanta Juara Liga Europa, Gasperini Sanjung Para Pemain La Dea

Atalanta Juara Liga Europa, Gasperini Sanjung Para Pemain La Dea

Liga Lain
Kata Xabi Alonso Setelah Leverkusen Terkapar di Final Liga Europa

Kata Xabi Alonso Setelah Leverkusen Terkapar di Final Liga Europa

Liga Lain
FIFA Dorong Uji Coba Aturan Offside Baru, Perubahan Terbesar dalam 30 Tahun

FIFA Dorong Uji Coba Aturan Offside Baru, Perubahan Terbesar dalam 30 Tahun

Internasional
5 Fakta Atalanta Vs Leverkusen: Sejarah La Dea, Rusaknya Rekor Xabi Alonso

5 Fakta Atalanta Vs Leverkusen: Sejarah La Dea, Rusaknya Rekor Xabi Alonso

Liga Lain
Hattrick di Final Liga Europa, Ademola Lookman Cetak Sejarah

Hattrick di Final Liga Europa, Ademola Lookman Cetak Sejarah

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com