LONDON, KOMPAS.com - Hati Thiago Silva ternyata masih tertinggal di AC Milan. Ia pun berkeras Serie-A tak bakal kehilangan greget meski telah ditinggal para bintangnya. Apa alasannya?
Musim panas ini, Paris Saint Germain sudah memastikan tiga bintangnya dari Serie-A. Selain Silva, masih ada Ezequiel Lavezzi dan tentu saja Zlatan Ibrahimovic.
Meski demikian, Silva berkeras kompetisi "Negeri Spageti" itu tak bakal kehilangan pamornya. Bek Brasil itu juga melihat Milan akan segera bangkit walau ditinggal dua ikonnya.
Kepada koran ternama Italia, La Gazzetta dello Sport, Silva mengemukakan alasannya. Berikut petikan wawancara pria berusia 27 tahun itu:
Apa yang terjadi dengan Serie-A sepeninggal beberapa bintangnya?
Serie-A tak bakal serta-merta terpuruk. Sepak bola Italia akan tetap menjadi tempat untuk menempa produk hebat, yang akan menjadi inspirasi bagi semua orang di seluruh dunia.
Apa yang akan terjadi dengan Milan setelah kepergian Anda dan Ibrahimovic?
Milan memang akan kehilangan kualitasnya. Mereka juga kehilangan figur kunci seperti (Clarence) Seedorf, (Filippo) Inzaghi, dan (Gennaro) Gattuso. Tapi, Milan akan segera bangkit. Tak bakal mudah memang, namun (Massimiliano) Allegri adalah pelatih pintar yang akan menemukan solusinya.
Apakah Anda memang ingin pindah dari Milan?
Sudah jelas aku ingin tetap tinggal dan mematuhi kontrakku, tapi aku tahu Milan sedang kesulitan finansial. Sulit bagiku jika tetap tinggal di sana. Kalau saja tidak ada masalah keuangan, aku ingin tetap bermain di Milan.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik negosiasi antara Milan dan PSG?
Leo (Leonardo, Direktur Olahraga PSG) dan (Adriano) Galliani (Wapres Milan) sedang bernegosiasi, tapi kemudian fans tahu dan akhirnya (Presiden Silvio) Berlusconi menyatakan tak akan menjualku. Itu sebabnya aku memperbarui kontrakku (hingga 2017) dan aku senang. Tapi, segalanya kemudian berubah.
Terus... .
Leo menghubungiku dan mengatakan negosiasi kembali dibuka. Ia masih menyatakan ketertarikannya dan siap berkorban (untuk mentransferku).
Dan?
Aku masih belum paham dan ketika temanku, (Massimo) Ambrosini, menelepon, aku juga masih tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Apa yang Anda rasakan ketika itu?
Aku bukan "tentara" bayaran. Milan adalah rumahku. Tapi, mereka telah menemukan solusi bisnis yang bagus. Mereka membeliku 10 juta euro (sekitar Rp 120 miliar) dan menjualku 42 juta euro (lebih dari Rp 500 miliar).
Kesulitan apa yang Anda rasakan ketika bermain di Milan?
Satu-satunya kesulitan adalah meyakinkan Milan agar melepasku untuk Olimpiade (London 2012), tapi aku tak memiliki masalah dengan Galliani. Ia tahu impianku untuk memenangi (medali emas sepak bola) Olimpiade.
Apa yang membuat Anda begitu betah tinggal di Milan?
Aku punya hubungan baik dengan setiap orang di Milan dan aku akan merindukan mereka. Aku merasa memiliki banyak nostalgia saat bermain di sana. Aku mengatakan yang sejujurnya, bukan dibuat-buat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.