Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Dukungan, Keberuntungan, dan Kualitas Tim

Kompas.com - 01/07/2012, 15:23 WIB

KIEV, KOMPAS.com - Faktor tuan rumah tidak selamanya memuluskan jalan tim nasional negara penyelenggara menuju kampiun Piala Eropa. Terbukti, dari 14 penyelenggaraan kompetisi yang dimulai tahun 1960 di Perancis itu, baru tiga kali tim tuan rumah berhasil meraih puncak juara. Mereka adalah Spanyol (1964), Italia (1968), dan Perancis pada 1984.

Sepanjang delapan laga yang dilalui pada tahun 1964, Spanyol berhasil menang enam kali, seri satu kali, dan hanya kalah sekali saat bertemu Romania. Di final, Spanyol harus bertemu dengan Uni Soviet yang pada Piala Eropa sebelumnya dihindari atas perintah Jenderal Franco.

Karena menjadi tuan rumah, kali itu Spanyol tak bisa menolak. Meski demikian, ”La Furia Roja” benar-benar memanfaatkan keuntungan sebagai tuan rumah, selain kerja tim mereka yang memang sangat solid dan bersemangat, dan akhirnya keluar sebagai juara dengan skor 2-1.

Pada tahun 1968, Italia bisa dibilang memperoleh keberuntungan. Saat sampai di semifinal menghadapi Uni Soviet, pertandingan berakhir imbang 0-0, dan akhirnya pemenang diputuskan melalui pengundian koin. Dewi fortuna ternyata berpihak pada Italia, yang kemudian melaju ke final bertemu dengan Yugoslavia, dan menang 1-0 setelah pertandingan ulang.

Perancis pada tahun 1984 juga berhasil meraih juara di kandang sendiri setelah selalu menang dalam lima laga yang dihadapi. Adalah Michel Platini, gelandang tim Perancis, yang membukukan sembilan gol sepanjang putaran final. Rekor itu belum terpecahkan hingga kini. ”Kami sangat gembira menjadi juara. Meraihnya di hadapan para pendukung sendiri bagaikan gula-gula yang menghiasi kue,” kata Platini.

Pada 11 penyelenggaraan Piala Eropa di 14 negara lainnya, tuan rumah gagal memanfaatkan kekuatan dukungan yang melimpah di negeri sendiri. Dari 14 negara itu, yang terburuk adalah Belgia (2000), Austria dan Swiss (2008), serta Polandia dan Ukraina (2012), yang tidak berhasil lolos dari penyisihan grup.

Negara lain, seperti Yugoslavia, Jerman, Swedia, Inggris, Belanda, Portugal, setidaknya mampu berjuang hingga perempat final atau semifinal. Walaupun secara emosional, optimisme tuan rumah melimpah ruah, tetap ada faktor lain yang lebih menentukan sebuah tim layak menjadi juara atau tidak.

Polandia di penyisihan Grup A hanya berhasil menahan imbang Yunani dan Rusia, tetapi harus terpukul saat bertemu dengan Ceko. Demikian juga Ukraina yang belum pernah masuk putaran final Piala Eropa.

Kekuatan mereka memang belum teruji karena lolos secara otomatis ke putaran final. Banyak pihak sudah meramalkan sebelumnya bahwa Polandia dan Ukraina tak akan mampu menembus delapan besar melawan grup-grup raksasa Eropa.

Meski demikian, usaha kedua tuan rumah Piala Eropa kali ini tetap patut dihargai. Setelah habis-habisan memperbaiki infrastruktur dan dilanda isu rasial, mereka masih menunjukkan kebesaran hati untuk tetap menjadi tuan rumah yang baik. Bahkan, Gdansk, salah satu kota di Polandia, hendak mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia. Kita tunggu saja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com