Optimisme itu disampaikan gelandang tim nasional Jerman, Mesut Oezil, dan pelatih kiper Jerman, Andreas Koepke, dalam jumpa pers di media center tim Jerman, Gdansk, Polandia, Senin (25/6). Semifinal antara Jerman dan Italia akan berlangsung di Warsawa, Polandia.
Dalam ajang kali ini, Jerman menampilkan kekuatan menyerang paling dahsyat, antara lain, dibuktikan dengan sembilan gol atau paling produktif dari tim- tim lain. ”Kami tidak ingin menyelesaikan laga dengan adu penalti. Kami ingin menang sebelum adu penalti. Itu harus terjadi,” kata Koepke dalam jumpa pers yang juga dihadiri wartawan Kompas,
”Kami adalah tim dengan pemain-pemain sangat muda dan kami bisa melakukannya,” kata Kopke, si mantan kiper yang ikut membawa Jerman menjuarai Piala Eropa 1996.
Italia lolos ke semifinal setelah menyingkirkan Inggris di Kiev, Ukraina, lewat kemenangan adu penalti 4-2 setelah kedua tim itu bermain seri 0-0 hingga babak perpanjangan waktu. Adapun semifinal Italia versus Jerman kali ini mengingatkan pada duel kedua tim di semifinal Piala Dunia 2006 saat Italia menyingkirkan tuan rumah Jerman 2-0 pada babak perpanjangan waktu.
Jerman tidak ingin dihantui kekalahan tersebut. Apalagi, mereka juga pernah mendepak Italia pada penyisihan grup dengan hasil imbang 0-0. Namun, kali ini hasil seri tidak cukup. Jerman butuh kemenangan untuk bisa terus melaju, tidak cukup dengan hasil seri.
”Kami punya alasan untuk percaya diri. Kami sudah di jalur yang tepat. Ini babakan sejarah yang lain. Jadi, kami benar-benar berharap dan percaya akan menang atas Italia di semifinal,” kata Koepke. Pasukan Pelatih Joachim Loew itu memiliki variasi menyerang, yang diperlihatkan saat memukul Yunani 4-2 pada perempat final lewat tiga pemain menyerang lapis kedua: striker Miroslav Klose, gelandang Marco Reus, dan Andre Schurrle.
”Kami ingin memboyong kembali trofi ke Jerman dan saya yakin, kami bisa melakukannya. Kami berkonsentrasi penuh menghadapi Italia. Kami punya waktu istirahat lebih lama daripada Italia,” kata Oezil. Ia tidak terpancing dengan pertanyaan- pertanyaan yang menyebutkan Jerman lebih favorit dan bakal melaju ke final seperti empat tahun lalu.
Suasana di markas tim Jerman di Gdansk juga terlihat kalem dan rileks menjelang duel semifinal melawan Italia. Oezil dan Koepke tidak langsung duduk ke meja ruang konferensi pers saat tiba di media center tim Jerman. Keduanya tampak rileks dan lebih dulu mampir di kafe sudut ruang media center.
Di tempat ini, keduanya mendapatkan masing-masing segelas kopi dari pelayan kafe yang seluruh menunya digratiskan untuk pengunjung. Sosok pemain dan pelatih itu didaulat fotografer dan juru kamera televisi untuk melakukan tos-tosan gelas sebelum beranjak ke ruangan konferensi pers.
Saat jumpa pers, salah satu yang dikhawatirkan media Jerman terkait persiapan timnas mereka adalah kondisi gelandang Bastian Schweinsteiger yang dikabarkan cedera. Gelandang berusia 27 tahun itu merupakan salah satu kekuatan inti lini tengah Jerman dan andalan melawan tim-tim sehebat Italia.
Koepke mengakui, Schweinsteiger mengalami cedera sendi kaki dan terpaksa diistirahatkan dari beberapa sesi latihan. Namun, ia juga mengalami perawatan intensif dan diperkirakan bisa tampil kembali dalam sesi latihan sore, Senin kemarin. Jika sudah bisa ikut latihan, kata Koepke, Schweinsteiger diperkirakan bisa tampil melawan Italia pada Kamis mendatang.
Hingga berita ini dilaporkan, sesi latihan itu belum berlangsung. Sesuai jadwal, latihan Jerman akan dimulai pukul 17.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB di lapangan yang tak jauh dari media center.
Seperti dalam latihan sebelumnya, sesi latihan tersebut hanya terbuka bagi media pada 15 menit pertama.