Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Gentar Menyerang...

Kompas.com - 24/06/2012, 17:02 WIB

KIEV, KOMPAS.com - ”Perbedaan antara penjaga gawang yang biasa-biasa saja dan yang luar biasa adalah perhatiannya pada detail, tidak melakukan kesalahan selama satu musim kompetisi. Jumlah kesalahan maksimum bagi kiper di satu musim adalah dua atau tiga,” kata penjaga gawang sekaligus kapten tim nasional Italia, Gianluigi Buffon.

Italia berbangga memiliki Buffon, penjaga gawang Juventus berusia 34 tahun ini. Ia memiliki prinsip yang kukuh ditancapkan ke dadanya. Satu kesalahan akan menjatuhkan nama Buffon hanya menjadi kiper yang biasa-biasa saja.

Melawan Inggris di perempat final turnamen bergengsi menjadi kesempatan langka yang menggairahkan bagi Italia. Menurut Buffon, Inggris dan Italia saling memengaruhi, baik dalam strategi maupun gaya bermain.

Nama-nama seperti Gianluca Vialli, Carlo Ancelotti, dan Roberto di Matteo jelas telah memberi warna bagi klub Chelsea. Adapun Roberto Mancini niscaya telah menancapkan gayanya di Manchester City.

Di Matteo bahkan membawa Chelsea memenangi Liga Champions. Mancini mengasuh City hingga meraih mahkota Liga Primer 2012. ”Para pelatih Italia terpengaruh begitu dalam pada gegap-gempitanya liga di Inggris,” kata Buffon kepada BBC Sport.

Melihat keterkaitan yang erat antara Inggris dan Italia plus suguhan kedua tim sepanjang penyisihan di Grup C dan Grup D, Buffon menaksir laga pada Senin (25/6) di Kiev akan berlangsung seimbang. ”Di atas kertas, melawan Inggris itu kemungkinan menang-kalahnya 50/50. Di gim ini, episode-episode kecil yang akan membedakan,” tutur Buffon, yang menduga laga bisa saja berakhir dengan adu penalti.

Ketika sepak bola Inggris merengkuh gaya Italia, justru Italia yang bergerak ke arah lain. Di bawah asuhan Pelatih Cesare Prandelli, Italia mencari cara agar bisa bermain lebih dinamis dan terbuka. Italia ingin mengganti tradisi bertahan dengan menyerang.

Di babak penyisihan melawan Spanyol, Italia bisa menahan seri 1-1. Saat bersua terakhir di perempat final Piala Eropa 2008, Spanyol menang 4-2 atas Italia lewat adu penalti. Maka, justru Spanyol-lah yang dinilai bermain buruk atas hasil imbang 1-1 ini.

Menurut Prandelli, dalam sepak bola sebenarnya tidak ada yang baru, hanya ada sesuatu yang lain. Ia merasa gaya bermain Italia saat ini bukan sebuah tipe yang berbeda dari sebelumnya, atau baru. Bermain lebih menyerang adalah pilihannya, tetapi bukan berarti Italia sebelumnya berbeda.

Prandelli mencontohkan tim Italia tahun 80-an, di bawah Pelatih Giovanni Trapattoni. ”Saat kami menyerang, Trap akan bersiul kepada saya untuk membuat tim seimbang. Makanya, absurd kalau Trap disebut pelatih bertahan. Sejarah menunjukkan kami sangat sangat ofensif. Kalau di menit terakhir kami bertahan, itu semata-mata untuk menyelamatkan hasil,” paparnya di majalah World Soccer Edisi Piala Eropa 2012.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Italia Panggil Fantastic 5, Totti-Del Piero Ikut Latihan Jelang Euro 2024

    Italia Panggil Fantastic 5, Totti-Del Piero Ikut Latihan Jelang Euro 2024

    Liga Italia
    Borneo FC Vs Bali United: Huistra Beri Makna untuk Peringkat Tiga

    Borneo FC Vs Bali United: Huistra Beri Makna untuk Peringkat Tiga

    Liga Indonesia
    Persib dan Bobotoh Saling Rangkul, demi Raih Mimpi Juara Liga 1

    Persib dan Bobotoh Saling Rangkul, demi Raih Mimpi Juara Liga 1

    Liga Indonesia
    Marco van Basten Desak Man United untuk Pertahankan Ten Hag

    Marco van Basten Desak Man United untuk Pertahankan Ten Hag

    Liga Inggris
    Hasil Timnas Putri Indonesia Vs Singapura 5-1: Roket Marsela dan Claudia, Garuda Pertiwi Pesta

    Hasil Timnas Putri Indonesia Vs Singapura 5-1: Roket Marsela dan Claudia, Garuda Pertiwi Pesta

    Timnas Indonesia
    Singapore Open 2024: Fikri/Bagas Bekuk Ahsan/Hendra, Lolos dari Lubang Jarum

    Singapore Open 2024: Fikri/Bagas Bekuk Ahsan/Hendra, Lolos dari Lubang Jarum

    Badminton
    Shin Tae-yong Jelaskan Tujuan Laga Uji Coba Indonesia Vs Tanzania

    Shin Tae-yong Jelaskan Tujuan Laga Uji Coba Indonesia Vs Tanzania

    Timnas Indonesia
    Rekap Hasil Singapore Open 2024: Gregoria ke 16 Besar, Ahsan/Hendra Tersingkir

    Rekap Hasil Singapore Open 2024: Gregoria ke 16 Besar, Ahsan/Hendra Tersingkir

    Badminton
    STY Minta Timnas Indonesia Dikawal Ketat, Singgung Kenyamanan Pemain

    STY Minta Timnas Indonesia Dikawal Ketat, Singgung Kenyamanan Pemain

    Timnas Indonesia
    Hasil Singapore Open 2024: Fikri/Bagas ke 16 Besar, Sengit Lawan The Daddies

    Hasil Singapore Open 2024: Fikri/Bagas ke 16 Besar, Sengit Lawan The Daddies

    Badminton
    Ukir Sejarah Baru di Al Nassr, Ronaldo Sebut Rekor yang Memilihnya

    Ukir Sejarah Baru di Al Nassr, Ronaldo Sebut Rekor yang Memilihnya

    Liga Lain
    STY Sebut Jay Idzes Absen Lawan Irak, 4 Pemain Belum Gabung Latihan Timnas Indonesia

    STY Sebut Jay Idzes Absen Lawan Irak, 4 Pemain Belum Gabung Latihan Timnas Indonesia

    Timnas Indonesia
    Punya Kualitas Standar Internasional, Le Minerale Siap Penuhi Kebutuhan Mineral Atlet Kelas Dunia di Indonesia Open 2024

    Punya Kualitas Standar Internasional, Le Minerale Siap Penuhi Kebutuhan Mineral Atlet Kelas Dunia di Indonesia Open 2024

    Badminton
    Saat Shin Tae-yong Jadi “Kucing” di Latihan Timnas Indonesia…

    Saat Shin Tae-yong Jadi “Kucing” di Latihan Timnas Indonesia…

    Timnas Indonesia
    Selangkah Lagi Achmad Jufriyanto Raih Gelar Kedua bersama Persib

    Selangkah Lagi Achmad Jufriyanto Raih Gelar Kedua bersama Persib

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com